Jumat, 09 Oktober 2009 | 23:58
Apa yang akan terjadi esok, lusa, atau bulan depan, kita tidak akan tahu. Bahkan , setelah detik ini pun, apa yang akan terjadi, masih sebuah misteri.
Segala hal yang akan terjadi, sesaat kemudian atau satu jam kemudian, termasuk dalam pengertian “yang akan datang”. Sebagai manusia, kita tidak dapat memastikan apa yang akan terjadi, kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesuatu yang menyangkut waktu yang akan datang, menurut Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi, mencakup lima unsur :
• pertama : pelaku ( subjek )
• kedua : yang diperlakukan ( objek )
• ketiga : waktu dan tempat kejadian
• keempat : sebab musabab
• kelima : kekuatan dan kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaannya.
Suatu saat, misalnya seseorang mengatakan,” Besok saya akan bertemu dengan seseorang di sebuah tempat untuk membicarakan suatu hal”.
Orang itu tidak punya jaminan kalau pertemuan itu akan berlangsung sesuai rencana. Apakah ia masih akan tetap hidup sampai besok, begitu juga orang yang akan ditemuinya. Katakanlah, misalnya esoknya ia bisa pergi ke tempat yang dijanjikan, tapi waktunya belum tentu tepat. Tempatnya pun bisa saja berubah. Atau seseorang yang akan bertemu dengannya itu tidak bisa melaksanakannya karena ada sesuatu hal atau lainnya untuk pergi ke tempat tersebut, bahkan bisa juga ia berubah niat sehingga pertemuan itu batal. Sebuah rencana yang sudah diatur sedemikian rupa, agenda disusun dengan akurat, tapi Allah menghendaki lain, sehingga rencana tinggal rencana, dan agenda hanya sebuah catatan saja.
Seorang manusia, siapa pun, tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan atau memastikan kelima unsur itu. Semuanya tergantung kepada Sang Pengatur, Allah Yang Maha Kuasa.
Rasulullah SAW pernah ditegur Allah SWT, karena beliau menilai dirinya seolah-olah ia mampu melaksanakan apa yang direncanakan. Sewaktu berdialog dengan utusan suku Quraisy, An-Nadhar bin Al- Harits dan ’Uqbah bin Abi Mu’ith, beliau mengatakan,”Besok aku kabarkan kepada kamu jawaban atas pertanyaan kamu”. Perkataan Rasulullah itu merupakan jawaban kepada orang-orang Quraisy yang menanyakan tentang ruh, kisah Ashab al-Kahfi (penghuni gua), dan kisah Zulkarnain.
Ketika itu Nabi SAW , sama sekali tidak menyebut nama Allah SWT. Maka turunlah ayat 23 dan 24 Surat Al-Kahfi :
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.” ( QS. Al-Kahfi [18] ; 23-24 ).
Insya Allah ( dalam ejaan Inggris biasa ditulis Insha Allah ) , berasal dari bahasa Arab, berarti jika Allah menghendaki. In berarti jika, sya’a artinya menghendaki, dan Allah adalah nama Tuhan dalam Islam. Kata-kata ini diucapkan seseorang untuk menyatakan kesanggupannya dalam melakukan suatu pekerjaan atau memenuhi janji dengan menyandarkan kepada kehendak Allah SWT. Tanpa kehendak-Nya segala sesuatu tak akan pernah terjadi.
Apabila menurut perhitungan, jika dikehendaki Allah SWT, kita sanggup melakukan sesuatu atau menepati janji dengan seseorang, kita ucapkan Insya Allah. Bukan sebaliknya, banyak orang yang mengatakan Insya Allah padahal di dalam hatinya sudah diniatkan tidak akan melakukan apa yang diucapkannya itu. Seorang teman sering mengatakan,” Saya mah Insya Allah”, ketika ada undangan suatu kegiatan , pada hal ia sudah memutuskan sejak awal untuk tidak datang dengan alasan tertentu. Ia menggunakan nama Allah untuk hal yang tidak tepat.
Ungkapan Insya Allah ini diucapkan untuk janji yang “ketat”, dalam arti ia akan berusaha seoptimal mungkin untuk melakukan apa yang dijanjikannya. Bukan janji yang “longgar”, janji yang dirasakannya tidak akan berdampak apa-apa bila tidak ditepati, dan ia tidak akan berusaha untuk menepatinya.
Apa bila seseorang memang tidak akan melaksanakan apa yang dijanjikannya itu, sebaiknya dengan jujur katakan yang sebenarnya, berikan alasan yang bisa diterima. Dan itu, dari segi akhlak Islam, lebih baik. Kita sering merasa, sebagai orang timur, tidak pantas mengatkan tidak. Sebagai Muslim, katakanlah Insya Allah dan berusaha melaksanakannya, dan sebaliknya katakan tidak untuk hal-hal yang memang tidak mau atau tidak sanggup melakukannya.
Kita tidak boleh berkata atau berjanji kepada seseorang tanpa mengaitkannya kepada kehendak Allah dengan ucapan insya Allah. Bila tidak mengucapkan insya Allah dan janjinya tidak bisa ditepati, maka ia telah berdusta. Tapi bila ia mengucapkan insya Alllah dan telah berusaha untuk menepati janjinya itu, namun ternyata tidak bisa, maka ia tidak termasuk berdusta, karena Allah belum menghendakinya.
Al-Qur’an banyak memberikan pelajaran tentang ucapan insya Allah ini yang dapat kita ambil hikmahnya. Sebuah dialog antara seorang ayah dengan anaknya, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” ( QS.Ash-Shaffat [37] : 102 ). Ismail, sang anak, benar-benar melaksanakan apa yang dijanjikannya. Tapi setelah terbukti ketaatannya, Allah melarang sang ayah, Ibrahim , menyembelih Ismail, dan menggantikannya dengan seekor binatang sembelihan.
Ungkapan insya Allah banyak terdapat dalam Al-Quran dan diucapkan oleh para Nabi. Nabi Musa AS berkata kepada kaumnya , “Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).” ( QS. Al-Baqarah [2] : 70 ).
Nabi Yusuf AS juga berkata kepada kedua orangtuanya,” Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.” ( QS. Yusuf [12] : 99 ). Dalam surat al-Kahfi Nabi Musa AS berkata kepada Nabi Khidir AS,“Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun.” ( QS. Al-Kahfi [ 18 ] : 69 ). Sementara Nabi Syu’aib AS berkata kepada Nabi Musa AS, “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik.” ( QS. Al-Qashash [28]: 27 )
Apa pun yang kita jalani dalam kehidupan ini telah diatur oleh-Nya. Kita hanya berusaha dan memohon kepada Allah agar kita bisa melakukan sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan. Keputusan terakhir ada pada-Nya.
Dua menit lagi, insya Allah, saya akan memasuki lembaran baru dalam perjalanan hidup ini, lembaran yang kesekian puluh . Insya Allah akan tetap optimistik dan insya Allah senantiasa memberikan sesuatu sekecil apa pun bagi kehidupan ini. Saya tidak akan mengatakan, ” All I have to do is dream”, seperti lagunya Everly Brothers, tapi semoga seoptimistik kata-kata Martin Luther King,”I have a drean !” . Dan saya tentu berharap “The dreams come true”. Insya Allah.
Kaligrafi : Wikipedia
Oct 10, 2009 @ 00:29:58
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
Manusia hanya berencana, Allah jua yang menentukan. Gitu, ya?
—————————————————————
Oct 12, 2009 @ 21:08:52
(maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
Manusia hanya berencana, Allah jua yang menentukan. Gitu, ya?
…..
PUNTEN KANG!
——————————————————————
Oct 10, 2009 @ 01:16:05
Sip setuju kang abdi mah, mangkana urang ulah sok nyanyahoanan (kata bahasa sunda) dlm mengerjakan atau membuat janji dengan seseorang hendaknya mengucapkan Insya Allah karena hanya Allah yg tau apa yg akan terjadi dengan kita kedepan baik sedetik,semenit ataupun setahun.
—————————————————————–
Oct 10, 2009 @ 07:38:10
insya Allah, terkadang sering jadi tameng. nggak datang bilang insya Allah.padahal emang nggak mau datang.
Sudah “tradisi”, mestinya, sebagaimana ditulis diatas, insya Allah menjadi janji yang ketat.
——————————————————————-
Oct 10, 2009 @ 08:52:57
InsyaALLAH pak, your dreams come true…
—————————————————————-
Oct 10, 2009 @ 18:25:46
Salam Takzim
Sebelumnya saya mau menyampaikan permohonan maap kepada Bapak, yang karena banjir Award dan email yang saya kirim menjadi pikiran bagi Bapak beserta keluarga.
Jangan khawatir pak, saya senang bapak telah menerimannya dan memajangnya di widget, sehingga ada kebanggaan tersendiri karena Bapak telah berkenan menjadi sahabat, walau usia membatasi bahasa kita.
Maap ini agak panjang karena saya benar-benar merasa bersalah, tetap tersenyum ya Pak dan SELAMAT HARI ULANG TAHUN ya Pak,
Salam Takzim Batavusqu 🙂
—————————————————————
Oct 10, 2009 @ 18:29:16
Maap ada yang tertinggal
Award persahabatan pada widget akan dapat terlihat penuh dengan mengatur code XHTML nya pada bagian akhir ganti lebar dan tinggi = 128, atau sesuaikan dengan betuah award..
Maap pak tidak bermaksud..
—————————————————————
Oct 11, 2009 @ 12:34:10
Lebih Mantabbs Pak Awardnya
——————————————————————
Oct 10, 2009 @ 18:48:17
Dua menit lagi, insya Allah, saya akan memasuki lembaran baru dalam perjalanan hidup ini, lembaran yang kesekian puluh
Mugia aya dina kasehatan lahir sinareng bathin, mugia urang tiasa mengsyukuri nikmat karunia Allah swt .. tetep tumetetep dina iman sinareng islam.
waktos nu masih dipasihan yuswa ku Allah .. lebet ka jalmi2 nu khusnul khotimah ..
Salam baktos kanggo pak Abdaz sakeluarga ..
————————————————————–
Oct 10, 2009 @ 19:10:18
Insya Allah, @Kang… nyambung silaturahim. 😀
—————————————————————–
Oct 11, 2009 @ 00:40:20
Raos meureunnya di rencangan ku beuleum sampeu… 😀
————————————————————–
Oct 11, 2009 @ 12:50:57
@Kang Abdul & parakanca
Dihaturanan linggih, babareng ngombe kopi & roti sumbu…
—————————————————————
Oct 11, 2009 @ 21:33:32
Insya Allah, @kang… hatur tengkiu. 😉
————————————————————-
Oct 11, 2009 @ 22:12:22
Subhanallah
Pan tos ngombe kopi sareng @kang Agor…
——————————————————————-
Oct 11, 2009 @ 23:46:03
@
Urang JakTim, beliau itu orang sangat bijaksanan sekali… jangan bandingken dengan sayah yang urakan… hahaha
—————————————————————–
Oct 12, 2009 @ 00:44:11
@
Sesuai dengan judul artikel, Insya Allah
😀
—————————————————————-
Oct 10, 2009 @ 22:34:34
insya allah
—————————————————————
Oct 10, 2009 @ 23:08:27
Kang Insya Allah sering diartikan “mudah-mudahan bisa”, apakah ini tepat ?
—————————————————————-
Oct 13, 2009 @ 00:02:49
alhamdulillah Kang kenging pencerahan. Hatur nuhun pisan.
—————————————————————
Oct 11, 2009 @ 00:38:53
Alhamdulillah Kang, terima kasih pencerahannya… Tentang “insha Alloh” bos saya di kantor yang non muslim pernah menanyakan dan saya sempat gelagapan…
—————————————————————
Oct 11, 2009 @ 01:33:43
Semoga Allah senantiasa melimpahkan ridlo-Nya kepada Bapak sehingga dapat terus rajin menulis.
——————————————————————-
Oct 11, 2009 @ 07:26:43
Allah (jaiz) berkehendak atau tidak berkehendak atas sesuatu.
—————————————————————
Oct 11, 2009 @ 12:32:45
Salam takzim,
Siang ini beranjangsana, Insya Allah sehat ya Pak
dan ntar malam Insya Allah saya mampir lagi, takut ada yang belum tidur
————————————————————-
Oct 11, 2009 @ 15:48:35
Mampir… mampir…
Maaf y pak, baru mampir sekarang.
Klo ngomongnya,,, insyaALLAH tidak datang,
boleh ga?
—————————————————————
Oct 11, 2009 @ 16:37:23
Berkunjung ke sahabat..Posting sebuah penyadaran bahwa manusia hanya punya wewenang sebuah perencanaan.Tidak seperti sebuah bangunan antara perancang dan pelaksana harus sinkron atau cocok biar bangunannya terlaksana atau terealisasi dengan sempurna.Tapi hubungan Pencipta dengan ciptaannya tidak demikian,manusia berencana Allah (TUhan )yang menentukan.Salam
—————————————————————-
Oct 11, 2009 @ 19:43:27
Firman Allah swt: “Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan kesabaran”.(Al-Asr:1-3)
—————————————————————-
Oct 11, 2009 @ 19:44:07
jam demi jam terlewati.. bahkan setiap detiknya.. kesemuanya itu yang ada hanyalah 3 waktu saja.. Saat kemarin.. Saat ini.. dan saat besok (akan datang).. begitu posisi sudah ada di saat ini.. maka saat kemarin sudah terlewati dan masuk dalam Alam Lamunan Tuhan.. dan begitu pula saat besok (akan datang)/Nanti, berada pada Sirr/Rahasia Tuhan
maka di katakan Allah dalam Qur’an : Wal Asri.. Demi Masa.. Innal Insaana Lafii Khusri.. Sesungguhnya Manusia itu dalam kerugian.. kerugian yang NYATA karena selalu disibukkan dengan ke EGOAN dan ke DIRIannya sendiri..
————————————————————-
Oct 11, 2009 @ 19:45:27
Tiada mengerti bahwa setiap detiknya waktu yang ada semuanya itu berada dalam Genggaman Tuhan… bahkan Ubun ubunnya berada dalam Kuasa Tuhan… bagaimana bisa dikatakan dirinya hidup, dirinya berusaha, dirinya berkemampuan, dirinya berilmu dirinya pandai, dirinya sukses, dirinya mendapatkan harta yang berlimpah, kedudukan, kepandaian.. dlll… dll… dll.. itu karena Daya Upaya nya sendiri..???????
——————————————————————
Oct 11, 2009 @ 19:45:52
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll
——————————————————————
Oct 11, 2009 @ 20:10:03
Subhanallah……posting yang bagus
————————————————————–
Oct 11, 2009 @ 20:49:28
Assalamu’alaikum
salam ukhuwah
jika bpk ingin mencari referensi agama Islam (Ebook Islam,Ceramah2,Murottal,software Islam,dll).silakan kunjungi
http://nidauljannah.wordpress.com/
Semoga apa yng ada didalamnya bisa membantu dan menambah ilmu agama Kita.
Jazakallah Khairan Katsiira
—————————————————————-
Oct 12, 2009 @ 01:50:40
Selaat Ulang Tahun Pak, semoga sisa umur yang akan datang semakin barokah bagi keluarga lingkungan dan terutama agama. 🙂
—————————————————————–
Oct 12, 2009 @ 07:57:02
kini banyak juga yg salah mengartikan kata ” insyaAllah”, bahkan bisa dijadikan alasan utk tidak menepati janji, padahal kalau memang tdk ada halangan sepatutnyalah janji itu dipenuhi ya Pak Aziz.
Kita hanya sebagai perancana, keputusan akhir tetap ada padaNYA.
Salam.
——————————————————————
Oct 12, 2009 @ 13:02:30
Salam Takzim
Mengunjungi sahabat disiang hari, Agar tetap langgeng persahabatan yang sudah kita bentuk
Salam Takzim Batavusqu 🙂
—————————————————————–
Oct 12, 2009 @ 14:09:29
salam
wahhh setuju sekali..hari ini..ini ah yang terjadi..esok bahkan nanti kita tak akan pernah tauuu
yang tau hanya Yang Maha Tau…
salam
——————————————————————-
Oct 12, 2009 @ 14:51:27
thanks buat pencerahaannya..
——————————————————————–
Oct 12, 2009 @ 14:54:13
wah tak rugi aku kesini mendapatkan satu ilmu baru salam damai selalu…
—————————————————————-
Oct 12, 2009 @ 19:05:47
Jadi Pak seandainya ..jawaban Insya Allah itu terkadang dianggap janji tidak terlalu ditepati…
Padahal membawa nama Allah bagaimana yah..Pak…?
—————————————————————–
Oct 13, 2009 @ 05:40:26
Terimakasih Pak atas jawabannya.
Link sudah terpasang….
Monggo di cek
—————————————————————-
Oct 12, 2009 @ 19:29:16
terima kasih Ilmunya
——————————————————————
Oct 12, 2009 @ 21:11:14
BERMAKNA KANG, INSYA ALLLAH
——————————————————————–
Oct 12, 2009 @ 21:57:53
Salam. Udah lama g sempat kungjungi blog pak Abdaz. Makin hari makin bagus saja, baik isi maupun templatenya.
Sebenarnya kunci utama dari kata “Insya Allah” adalah ingin melakukan sesuatu dengan yakin dan pasti. Bila sekedar main-main maka kata2 ini jangan di pakai karena akan mempermaiankan Allah swt.
Misalnya ada undangan, maka bila kita benar2 ingin dan pasti menghadirinya maka kita menambah kata “insya Allah” saya akan datang artinya bila Allah mengizinkan saya akan penuhi undangan saudara. Wallahu aklam.
—————————————————————
Oct 12, 2009 @ 22:30:28
@Kang 😀
Insya Allah, mudah-mudahan aya manfaatnyah, buat rekan-rekan yang sering ngombe kopi disinih, silahken kunjungi cara trik sederhanda bagaimana admin blog Wepe berhaha-haha…
http://haniifa.wordpress.com/free-comment/#comment-6707
—————————————————————–
Oct 12, 2009 @ 23:37:35
nice post…
——————————————————————–
Oct 13, 2009 @ 09:24:23
insya allah kang aziz,
insya allah kang aziz dan keluarga selalu dianugerahkan kesehatan, kemudahan dan keberkahan. semoga tetap menjadi manusia sederhana, cerdas dan tetap bermanfaat bagi sesama, amin ya rabb..
—————————————————————-
Oct 13, 2009 @ 09:27:24
link blog ini udh di pasang di cantigi, hapunten telat, hehehe..
——————————————————————–
Oct 15, 2009 @ 17:55:59
Sayang seringkali istilah Insyaallah masih sering digunakan untuk memperhalus ketidaksanggupan dalam memenuhi janji (memperhalus keraguan untuk memenuhi) padahal niat kita harus bulat, namun kita serahkan semua pada Allah, bukan kita sendiri ragu dan kurang niat trus bilang Insyaallah
—————————————————————–
Oct 15, 2009 @ 23:38:04
Kajian yang sangat bagus dan patut dijadikan renungan. sudah saatnya kita harus memperbanyak ibadah hingga ajal tiba. Hanya Rahmat dan AmpunanMu Ya..Allah yang aku harapkan…
——————————————————————
Oct 16, 2009 @ 10:31:40
terima kasih atas nasehatnya
—————————————————————–
Oct 24, 2009 @ 01:53:12
Duh ari maca postingan pak guru sok asa nyelesep kana ati.. nuhun ah .. Insya Allah aya hikmah kanggo urang sadayana…
——————————————————————–
Nov 02, 2009 @ 22:20:56
Saya sudah pernah mampir dan membaca tulisan bapak ini:), subhanallah begitu lengkap Bapak menyertakan ayat2 Quran untuk memperkuat penting nya kata INSYAALLAH ini.
—————————————————————————————————-
Nov 04, 2009 @ 02:07:51
salam ayahanda… nuju naon?
sudah lama rasanya ingin berkunjung ke rumah bapak, namun saya belum sempat2 coz kemarin sedang urus ijazah dan persiapan pulang ke tanah air… alhamdulillah dah selesai. jadi kemarin jangankan berkunjung dan koment2, buka blog aja ga sempat. tp sekarang ana bisa hadir tuk berkunjung ke rumah ayahanda. ini terima oleh2 dari ana hehehe….
——————————————————————————————————-