Sabtu, 17 Oktober 2009 | 23:50
Christians are so close to God that they call Him “father” in prayer, while Muslims are so far away from Allah that they need loudspeakers to talk to Him.
Demikian T. Sima Gunawan membuat joke yang vulgar dan satirik di The Jakarta Post, 8 Juni 2008. The Jakarta Post kita kenal sebagai sebuah koran yang dalam penulisannya sering mengandung banyak sekali bias, bahkan cenderung melakukan pendiskreditan terhadap Islam , baik dalam pemberitaan maupun opini-opininya.
Kita menyadari bahwa sebagian dari kita banyak yang suka “bersuara keras”. Penggunaan loudspeaker itu entah sejak kapan dan dari mana itu berawal. Pada hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dikeraskan suaranya hanyalah adzan, sebagi seruan untuk shalat. Sekarang selalu kita dengar, di desa atau di kota sekali pun, doa, shalawat dan dzikir lainnya dengan suara yang keras.
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas .” ( QS Al-A’raf [7]: 55).
“Dan sebutlah ( nama ) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” ( QS. Al-A’raf [7] : 205 ).
“Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” ( QS. Al-Isra’ [17]:110 ).
Seorang Arab Badui datang kepada Nabi SAW dan bertanya, “Apakah Tuhan kita itu dekat, sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, atau jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya?” Nabi SAW terdiam, hingga turunlah ayat 186 Surat Al-Baqarah sebagai jawaban terhadap pertanyaan itu.
“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2] ; 186 ).
Menurut riwayat lain ayat ini turun sebagai jawaban terhadap beberapa shahabat yang bertanya kepada Nabi SAW: “Dimanakah Tuhan kita?”.
Allah begitu dekat, tapi sebagian dari kita sering mencari sesuatu ke tempat yang lebih jauh. Mereka pergi ke dukun, baik orang awam maupun yang relatif berpendidikan. Ada juga yang menunggu malam Jumat untuk tidur di kuburan. Dan banyak hal lain yang mereka lakukan. Sebuah ironi yang kini semakin marak, bahkan istilah “dukun” mungkin terasa kurang halus, diciptakanlah sebuah euphemism “orang pintar”.
Kita setiap hari minimal 17 kali di dalam shalat mengucapkan, “Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” ( QS. Al-Fatihah [1] : 5 ). Karena mungkin kekurangtahuan akan makna ayat ini sehingga walau pun dibaca terus menerus setiap hari tidak begitu berpengaruh bagi keyakinan mereka.
Allah begitu dekat, kalau pun kita jauh dari-Nya, Dia tetap dekat. Tapi kalau kita menjauh, tentu kita akan jauh untuk dapat memperoleh rahmat (kasih) dan ridha-Nya.
Siapa pun yang mengingat-Nya (dzikir ), memohon ( berdoa ) dan mendekatkan diri ( taqarrub ) kepada-Nya akan disambut-Nya . Sebagimana disebutkan dalam sebuah hadis Qudsi, “Barang siapa yang mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Barang siapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Barang siapa yang mendekat kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan menyongsongnya dengan berlari kecil.” (HR Bukhari ).
Allah begitu dekat. Apakah kita akan tetap menjauhinya ?
Pic © IslamOnline.net
Oct 18, 2009 @ 01:56:38
Astaghfirullahal’adzim. Allah sedemikian dekat, tapi aku sering kurang menyadarinya. Setidaknya aku tidak pernah datang ke dukun untuk meminta tolong padanya.
Salam silaturahim, Pak.
—————————————————————–
>>> Betul Pak, kita disuruh langsung meminta kepada-Nya. Dan kita harus berusaha agar kita layak untuk menerima yang kita minta itu dari Allah. Bukan dari yang lain.
Salam .
Oct 18, 2009 @ 05:18:16
Saya pernah menanyakan alasan mengapa pembacaan Al Quran seorang diri (oleh pengurus masjid) harus dikeraskan lewat loudspeaker? Alasannya adalah syi’ar. Namun yang sering terjadi adalah suara pengajian itu, misalnya jauh sebelum adzan shubuh, tajwid dan makhrajnya belum bagus dan tidak bersemangat karena sedang terkantuk2. Yang seperti ini syi’arnya menjadi tidak sampai dan justru membuat sebagian orang antipati. Satu hal lagi yang harus jelas, adakah contohnya?
——————————————————————
>>> Syiar harus dilakukan dengan bijak dengan memperhatikan berbagai aspek, jangan seperti yang Mas contohkan, dampaknya jadi tidak baik. Contoh dari Nabi jelas tidak ada. Entah dari mana berawal dan sejak kapan penggunaan loudspeaker itu untuk segala kegiatan masjid.
Terima kasih.
Oct 18, 2009 @ 05:53:31
Sayangnya banyak yang tidak menyadari ini.
—————————————————————
>>> Ya Mas, banyak hal dalam kehidupan kita sehari-hari yang kurang kita perhatikan.
Oct 18, 2009 @ 07:45:52
banyak yang harus diperbaiki dalam menggunakan speaker di masjid. unsur mengganggu juga mesti di pertimbangkan termasuk unsur komunalitas masyarakatnya atau pluralitas masyarakatnya.
saya sungguh menghargai dan salut bagi masjid yang konsisten terhadap tuntunan Nabi SAW. Mislanya membangun masjid dengan sederhana. karena Nabi SAW melarang membangun megah sebuah masjid, adalah salah satu pertanda hari kiyamat. yang dilakukan Nabi SAW dan para sahabat adalah membangun masjid dengan sederhana. kemudian, Sahabat juga tidak menggunakan pengeras suara untuk mengeraskan adzan. tidak menggunakan mimbar untuk khotbah jumat. Nabi SAw hanya mencontohkan ketika khutbah Jum’at maju kedepan menghadap jamaah dan berkhutbah, tanpa adanya tempat khutbah khusus seperti sekarang. apalgi adanya kenthong dan bedug.
konon, speaker dan mimbar khutbah, lebih dahulu di gunakan oleh kaum nasrani di gereja. apakah berarti muslim ikut2an. saya berpendapat, itu hanya kebetulan saja. speaker dan minbar, untuk kepentingan mendukung ibadaha shalat, agar jamaah bisa mendengar panggilan adzan dengan jelas, dll. saya kira makna “berlebihan” juga subyektif. tergantung darimana dan bagaimana perspektifnya.
mengeneralisir, kayaknya tidak tepat bahwa itu adalah berflebihan. jangankan berlebihan, wong speaker dan minbar, penggunaaanya sudah tidak mencontohkan Nabi SAW. apa ini?
saya kira hal wajar saja, tidak perlu di perdebatkan secara serius. hanya memang penggunaan speaker, perlu dikaji ulang untuk apa saja.
kalau mau konsisten, tinggalkan penggunaan speaker dan minbar (tempat khusus) untuk khutbah jum’at. lalu, apa menggunakannya termasuk tidak konsisten. justru sebaliknya, penggunaannya adalah dengan tujuan baik, dalam rangka memakmurkan masjid, memotivasi agar jamaah semangat.
sudah selaykany sebagai umat islam kita saling menghormati. baik masjid yang tidak mengunakan speaker, kenthong dan bedug di masjid, atau yang menggunakannya. semua itu memang tidak di ajarkan dalam sunah. harus di bedakan, itu hanya urusan duniawi yang wajar saja.
panggilan shalat memang dengan adzan. nah kenthong dan bedug di tabuh, harus dipahami bukan bagian dari panggilan adzan. tetapi hanya pertanda saja akan segera di lantunkan adzan. saya kira tidak berlebihan soal ini. ini sama juga dengan kebiasaan kita dalam shalat dengan melihat jam dulu. padahal shalat ya dengan tanda tergelincirnya, terbenam, ufuq, dll yang ada pada matahari. bukan dengan jam. nah, kebiasaan kita akan melakukan shalat dengan melihat “jam berapa ini ya?”, adalah hal yang saya kira wajar. tidak berlebihan. jika ada du kelompok yang mengatakan ini berlebihan, sementara yang satu ini tidak berlebihan dan wajar saja, sudah selaykany kita saling menghormati terhadap pemahaman seseorang. yang penting tidak membatalkan iman kita.
kuncinya adalah saling menghargai, jika itu sama-sama tidak di ajarkan Nabi SAW, baik dalam alquran maupun dalam sunah.
salam,
————————————————————–
>>> Benar sekali Mas, yang kita lakukan berawal dengan niat yang baik. Penggunaan mimbar dan loudspeaker juga begitu. Hanya kita kadang kurang mengontrol penggunaan pengeras suara itu. Kalau digunakan dengan bijak akan sangat bermanfaat.
Terima kasih sekali Mas tambahan informasinya.
Salam.
Oct 18, 2009 @ 07:52:54
Allah SWT memang begitu dekat. oleh karenanya, sesuatu yang membuat agar dekat itu juga mesti dipahami dengan jernih. Allah tempat meminta rezeqi, tetapi ketika seorang anak, bahkan anak dewasa lapar, dia meminta makan kepada orang tuanya. Allah Maha Kaya, tetapi ketika anak tidak punya uang, dia minta uang kepada orang Tua. apa artinya Allah di sini jauh. saya kira tidak demikian. Pengemis banyak yang minta nasi dan uang pada mereka yang kaya, saya kira kita tidak berhak menvonis pengemis adalah lupa dengan Allah SWT. mereka hanya beralasan, meminta nasi dan uang hanya untuk wasilah saja. sejatinya memintanya pengemis ya hanya kepada Allah SWT.
subhanallah….
salam,
————————————————————-
>>> Terima kasih Mas sudah melengkapi tulisan saya. Memang kita meminta kepada Allah, tapi untuk itu ada wasilahnya. Seseorang melamar kerja bukan berarti ia meminta rezeki kepada perusahaan itu.
Kita memohon rezeki kepada Allah dan Allah memberi dengan berbagai jalan sebagai wasilah.
Salam buat keluarga.
Oct 18, 2009 @ 08:31:04
salam kenal dari febri karanganyar
————————————————————-
>>> Salam kenal kembali.
Terima kasih sudah mampir di sini.
Oct 18, 2009 @ 08:38:12
salam kenal dari blogger KARANGANYAR
febriyanto
kunjungi blog utama saya CATATAN HARIAN FEBRI segera kunjungi yaaa
————————————————————-
>>> Hallo Karanganyar, insya Allah saya akan datang.
Oct 18, 2009 @ 08:39:02
postingan ini sangat bermanfaat
——————————————————————
>>> Terima kasih Mas. Mudah-mudahan
Oct 18, 2009 @ 12:28:39
Sebuah pencerahan,dan pendalaman ilmu yg sangat bermanfaat nich pak.memang rutinitas ibadah ini kadang menuai “perselisihan” atau perbedaan pendapat yg merasa benar menurut versinya sendir2,atau kearoganan kelompoknya saja ya.Semoga ini tidak lantas menjadikan satu pemahaman yg mengarah pada sikap saya benar anda salah yang berkelanjutan,karena pegangan umat muslim sudahlah jelas Qur’an dan Hadits.Yang mana ketika terjadi perselisihan faham inilah yg menjadi sumber hukum acuannya.
—————————————————————–
>>> Terima kasih. Mudah-mudahan saja ada sedikit manfaatnya Mas.
Salam.
Oct 18, 2009 @ 12:32:03
senang sekali, akhirnya postingan begini hadir untuk dibaca dan dimaknai. sungguh sebuah hal yang kadang terlewati. salam persahabatan selalu.
—————————————————————–
>>> Terima kasih. Semoga sukses selalu.
Salam .
Oct 18, 2009 @ 14:18:00
yup Allah sangat dekat dengan kita bahkan lebih dekat daripada urat leher
salam,
——————————————————————
>>> Iya kang, tapi kita sering kurang menyadarinya. Bahkan lari ke tempat lain.
Terima kasih.
Salam.
Oct 18, 2009 @ 17:56:03
terima kasih atas nasehatnya
—————————————————————-
>>> Terima kasih kembali.
Salam.
Oct 18, 2009 @ 19:10:27
Saya jadi paham sekali Kang dari artikel ini tentang yang boleh dan tidak boleh dikeraskan.
Masalah penggunaan loudspeaker ini menurut saya terutama untuk panggilan adzan itu tadi sangat penting, karena dengan padatnya keadaan serta hiruk-pikuk (terutama di kota) loudspeaker sangat bermanfaat sekali.
Hatur nuhun pencerahannya yang detil ini.
——————————————————————
>>> Iya Kang yang dianjurkan dan diajarkan Nabi untuk dikeraskan itu hanya adzan saja. Dulu belum ada loudspeaker, orang naik ke menara untuk adzan. Karena itu sampai sekarang menjadi kebiasaan masjid-masjid disertai dengan menara.
Tentang hal ini kita bisa lihat dalam film The Message ( 1977 ), ketika Nabi menguasai kota Makkah, dikumandangkan adzan oleh Bilal dari atas Ka’bah agar bisa didengar dari tempat yang lebih jauh.
Nuhun Kang.
Salam
Oct 18, 2009 @ 19:23:26
Insya Allah jika kita masih mengingat Nya, maka Dia pun akan dekat dengan kita 😀
Hatur Nuhun Pa parantos mampir
mangga urang sami-sami tukeran Link 😀
-salam dari Komunitas Blogger Mercusian–
—————————————————————–
>>> Leres Kang, Dia selalu dekat. Kita saja yang sering menjauh dari-Nya.
Linknya sudah diadd .Terima kasih.
Salam buat Komunitas Blogger Mercusian.
Oct 18, 2009 @ 20:26:08
Assalamualaikum Pak, hatur nuhun penjelasanna… Katampi pisan ku simkuring…
—————————————————————-
>>> Wa’alaikumussalam,
Sami-sami, mudah-mudahan aya manfaatna, sasieureun sabeunyeureun mah.
Nuhun ah Kang.
Salam.
Oct 18, 2009 @ 20:51:27
ya respect.
bukan hanya dekat tapi seperti ada dibagian aliran dara kita.
salam kenal
—————————————————————-
>>> Ya betul. Dia begitu dekat.
Salam kenal kembali.
Oct 18, 2009 @ 20:53:33
Allah akan mendekat bagi orang-orang yang mau mendekat?
maka kita harus senantiasa mendekat kepada allah, dan terus mengingat dan menyebut namanya, biar kita bisa terus dekat dan berada dalam lindungannya!
Iklan Baris
——————————————————————-
>>> Dia selalu dekat, hanya kita saja yang tidak mau mendekatinya.
Mudah-mudahan kita senantiasa dekat dan dalam lindungan-Nya.
Oct 18, 2009 @ 23:51:57
kadang saya juga suka lupa akan keberadaanNya. Sungguh kalo dosa itu terbuat dari karet, mungkin badan saya merah semua kena jepret oleh murka Alloh SWT..
—————————————————————–
>>> Terima kasih sudah mampir di sini.
Salam
Oct 19, 2009 @ 04:17:01
subhanalloh, artikel singkat yang indah. mestinya setiap muslim mengetahui hal ini. seringkali suara speaker itu justru mengganggu…
salam kenal pak..
——————————————————————
>>> Terima kasih atas kunjungannya.
Salam kenal kembali.
Oct 19, 2009 @ 05:48:02
Lebih dekat dari yang kita kira, seperti slogannya salah satu provider hp
——————————————————————-
>>> Ya semoga kita tetap bisa menjaga kedekatan kita dengan-Nya
Oct 19, 2009 @ 05:49:13
selamat mengawali awal pekan dengan sebuah kesuksesan, salam untuk semua keluarga Pak Abdaz
—————————————————————-
>>> Selamat beraktivitas, semoga sukses.
Salam juga untuk keluarga.
Oct 19, 2009 @ 07:19:15
Ass. Wr. Wb.
Sebuah siraman rohani yang sangat diperlukan untuk mengingatkan kembali…. yang khilaf.
Salam kenal…
Wass.
——————————————————————
>>> Wa’alaikumussalam,
Terima kasih Pak, salam kenal kembali.
Barusan saya berkunjung ke blog Bapak yang begitu bagus, yang banyak memberikan informasi yang bermanfaat.
Hatur nuhun.
Salam buat keluarga
Oct 19, 2009 @ 09:30:50
Assalamu’alaikum ustadz Aziz,
terima kasih atas silaturahminya. alhamdulillah saya tidak sia-sia silaturahmi ke istana ni, dapat oleh-oleh ilmu.
_Nice Blog_
——————————————————————
>>> Wa’alaikumussalam,
Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mudah-mudahan silaturahmi kita berlanjut.
Salam buat keluarga.
Oct 19, 2009 @ 09:38:33
terkadang saya merasa Allah itu begitu jauh. Seolah Allah tak lagi peduli pada diri ini. tapi ternyata saya salah, Allah tidak pernah menjauhi hambanya, hambanyalah yang semakin menjauh dari-Nya, dengan maksiat dan kecintaannya terhadap dunia. bahkan ternyata Allah sangatlah sayang pada setiap hambanya, dibuktikannya dengan berbagai cobaan dan sejuta rizki yang tak ternilai. subhanallah. semoga kita senantiasa dalam cahaya iman-Nya. Amin
——————————————————————
>>> Allah tidak pernah jauh, hanya kita yang suka menjauhi-Nya. Mudah-mudahan kita bisa selalu di dekat-Nya. Amin.
Oct 19, 2009 @ 17:54:56
abangku ini memang hebat
makasih ya postingannya yang baik ini
salam hangat selalu
—————————————————————–
>>> Terima kasih. Saya kan banyak belajar dari Blue.
Salam hangat kembali.
Oct 20, 2009 @ 13:57:57
abanglah yang selalu mewarnai keilmuan blue makanya bue bisa ingin selalu belajar dan belajar pada abang
salam hangat selalu
——————————————————————
>>> Betul , saya banyak belajar dari blogger-blogger senior yang usianya jauh lebih muda dari saya. Blog ini kan belum genap 2 bulan hadir di dunia ini. Terima kasih.
Salam
Oct 19, 2009 @ 22:16:24
nikmatnya yang bisa dekat dengan alloh, mg2 aq nanti bisa menggapainya
——————————————————————-
>>> Allah selalu dekat, hanya kita yang suka menjauhi-Nya
Oct 19, 2009 @ 22:42:43
terima kasih banget artikelnya, mas azis. bisa menjadi rujukan bahwa sejatinya Tuhan begitu dekat dengan kita, tetapi seringkali justru kita lebih banyak menempuh jalan yang makin menjauhkan dari-Nya. semoga, kita bisa terius berzikir utk selalu mengingat-Nya di setiap t[empat dan kesempatan.
——————————————————————-
>>> Ya semoga kita tetap selalu betah di dekat-Nya. Dan tidak berusaha untuk menjauhi-Nya.
Terima kasih.
Salam.
Oct 19, 2009 @ 23:42:37
Salam Takzim
Sungguh dekat dan dekat lebih dekat dari urat nadi, masya Allah The Jakarta Post, ini corong ibukota yang kurang santun terhadap umat Islam.
Semoga pemimpin mencopot saja izinnya, karena kita muslim mayoritas.
Salam Takzim Batavusqu
—————————————————————–
>>> Terima kasih Bang, malam-malam begini berkunjung. Besok kan kerja. Kalau saya sih besok kebagian libur, tapi Sabtu masuk kerja.
Salam buat keluraga.
Oct 20, 2009 @ 02:21:12
begitulah penafsiarn orang yg kurang suka terhadap islam pak hehe…padahal kalay tau islam mereka akan menyesal telah memilih agama selain islam.
salam n ay lap yu pulll…….
——————————————————————
>>> Begitulah, karena tidak tahu akhirnya tidak suka.
Terima kasih.
Salam .
Oct 20, 2009 @ 10:28:51
Biar saja mereka mencemooh kita, jangan kita balas, nanti mereka membalas lagi.
Kita memang perlu agak bijaksana juga dalam penggunaan loudspeaker. Di kampung2 pun sekarang jua sudah full barang itu.
Salam dari Jombang
——————————————————————
>>> Ya Pak betul sekali, kita tidak boleh melakukan kesalahan yang sama. Untuk “suara keras” lebih bijak kita mengikuti contoh dari Nabi, hanya sekarang kita menggunakan loudspeaker.
Terima kasih.
Salam dari Cianjur.
Oct 20, 2009 @ 10:45:43
menyapa sahabat siang hari, semoga sukses selalu ya pak Abdaz. (maaf kalau disingkat pak ) 🙂
——————————————————————-
>>> Wah ini baru sahabat, selalu mendoakan. Terima kasih banyak ya.
Maaf saya belum mampir lagi ke Ruang Hati.
Salam.
Oct 20, 2009 @ 11:33:07
Biarlah mereka menghina kita, toh tetap tdk bisa melukai kita.
loud speaker bisa dan sah2 saja digunakan dengan maksud syi’ar dan pada waktu2 yg tepat misalnya utk mengumandangkan adzan, bukan pada waktu orang beristirahat, janganlah melebih2kan sesuatu, krn Allah swt tdk suka yg berlebihan, yang sedang2 sajalah.
Allah swt Maha Mendengar, Maha Menatap dan Maha dekat dgn hambaNYA.
Salam.
—————————————————————-
>>> Benar sekali Bu, kita tidak boleh membuat kesalahan yang sama.
Penggunaan loudspeaker haruslah diatur secara bijak, jangan malah menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan.
Terima kasih.
Salam.
Oct 20, 2009 @ 13:59:13
salam kenal nich
wah wah hebat ya postinganmu
salam dalam dua musim
—————————————————————–
>>> Terima kasih, saya barusan berkunjung ke blog kezedot yang rame juga ya.
Salam.
Oct 20, 2009 @ 16:20:02
Begitu banyak cara untuk mendekat diri kepada Allah. Ada yang mudah, ada yang sepertinya mudah, bahkan ada yang tidak mudah. Jika kita menganggap ibadah sebagai seuatu yang tidak mudah kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka meninggalkan mksiat adalah alternatif yang lain yang bisa kita lakukan sebagai cara untuk mendekat diri kepada Allah seraya mengucapkan : ‘LAHAULA WALA QWATA ILLAH BILLAH”
—————————————————————–
>>> Terima kasih banyak Pak atas tambahan infonya. Semoga kita bisa selalu dekat dengan-Nya. Amin.
Salam.
Oct 20, 2009 @ 17:18:24
Kang, nembe uih dilantiknya?… 5 tahun kedepan sing leres nya didamel na… 😛
Salam baktos ti nu anom… manawi nyambung silaturohim kanggo pak Guru Abdaz… Mugia dipaparinan sehat supados tetep babagi elmu kanggo nu ngarora sapertos abdi… Salam
—————————————————————–
>>> Nu mawi ieu teh tos aya dua mingguna ngantosan ditelepon ti Cikeas tapi teu jol wae. Ari heg teh tos beres geuning audisina oge.
Sebagai protes tadi ngaboikot, teu ngahadiran di Senayan.
Alhamdulillah sehatna mah sehat ieu teh. Ngan handeueul teu kabagean audisi.
Nuhun ah .
Salam
Oct 20, 2009 @ 21:13:44
Salam Takzim Pak Guru
Mencari berkah kala dahaga muncul, sekedar menyiduk sumber kehidupan, Dan semoga keberkahan tetap untuk Bapak.
Salam Takzim Batavusqu
——————————————————————-
>>> Assalamu’alaikum,
Terima kasih Bang, semoga keluarga Batavusqu pun dalam keberkahan dan kebahagiaan . Amin.
Salam.
Oct 20, 2009 @ 21:53:41
Assalamualaikum..
Teringat saya akan Lagu Bimbo..Sedikit sairnya kira-kira :
Aku jauh…Engkau jauh
Aku dekat..Engkau Dekat
Hati Adalah Cermin
Tempat Pahala Dan Dosa Berpadu..
Tuhan Tempat Aku Berlindung
Dari segala dosa dan dosa…
Artikel sangat menyejukan dan mengingatkan ..
Terimakasih
—————————————————————-
>>> Wa’alaikumussalam,
Terima kasih Kang, sayang cuma liriknya saja. Nyanyikan atuh sok.
Salam buat kelurga
Oct 20, 2009 @ 22:00:15
hee..hee..hee.. 😆
aku nyusul dibelakang Kang Dadang.
tak bawain pidionya..
Salam bening.
—————————————————————-
Oct 20, 2009 @ 21:57:49
TUHAN
Oleh: Bimbo
Tuhan tempat aku berteduh
dimana aku mengeluh dg segala keluh..
Tuhan ,Tuhan yang Maha Esa
Tempat aku memuja dengan segala Doa..
aku jauh Engkau jauh
aku dekat Engkau dekat
hati adalah cermin..
tempat pahala dan dosa berpadu..
Oct 20, 2009 @ 22:26:54
Oct 21, 2009 @ 09:22:45
Benar sekali sobat… begitu dekat ,, Kata seorang mubalig Tat kala kita shalat Nabi Muhammad pun ada di hadapan kita. coba aja simak ketika duduk baca tahiyat awal “Attahiyyatul Mubarakaatush sholawaatuth thayyibatu lillaah, Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh,….nah kata Assalamualai ka.. “ka” disini adalah kata ganti orang kedua artinya kamu .. berarti ada dihadapan atau dekat dengan kita.. Subhanallah..
——————————————————————-
Oct 21, 2009 @ 09:39:01
Assalamu’alaikum wr.wb
Sruuuuput kopi di pagi hari
Silaturahmi eratkan hati
Saling berkunjung rasa tersanjung
Kalo mengeluh rejeki menjauh
Keluh kesah membuat susah
Sruuuput kopi di pagi hari
Lihat mentari senanglah hati
Mencari rizki ikhtiar diri
Mencari Ilmu bekal mengabdi
Sruuuput kopi di pagi hari
Maknyooos bisa nyeroscos
Sok sanaos ngan ukur waos
Nyarios modal pribados teu sawios dianggap bodooos
*Pagi jelang siang .. menantang sampe petang*
SEMANGAAAAAAAAAT 😉
————————————————————
Oct 21, 2009 @ 12:57:23
Tuhan memang begitu dekat. sayang banyak nyanyian yang seolah menjelaskan Allah SWT jauh di atas, dan disana. ini dikonotasikan Tuhan itu jauh disana, diatas langit. ya barang kali sesuatu yang wajar, hanya sebuah syair nyayian. Ketika kita selalu ingat kepada Allah SWT, memang serasa segala langkah dan ucap kita menjadi hati-hati, takut berbuat dosa. utamanya dosa kecil. kecil kalau sering juga jadi besar.
salam buat keluarga,
eh ini kan moto penutupnya Pak Abd Aziz ya..
ya sesekali boleh lah mengikutinya. saya ganti deh
sukses untuk anda dan keluarga.
————————————————————–
Oct 21, 2009 @ 15:26:39
Wilujeung siang Pak Abdul, Tuhan berfirman ” Mintalah kepadaKu dengan sabar dan sholat ( berdoa ) dengan khusu. Khusu disini dalam artian tenang, tidak tergesa-gesa, menghela nafas dalam titik Alfa sehingga seluruh tubuh terfokus hanya kepada Dia, Sedangkan sabar mempunyai pengertian bahwa Tuhan sebenarnya memberi kita pelajaran bahwa semua usaha yang kita lakukan membutuhkan proses untuk mencapai hasil. Terima kasih tulisan yang bagus, Sukses untuk Pak Abdul.
Regards, agnes sekar
—————————————————————
Oct 22, 2009 @ 14:37:28
HADIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRRRRRRR..
Menyapa sahabatku chayank..
MAAF..
Baru jalan jalan dan keliling lagi.. pokoknya saya ngabsen dulu yaaaa.. masih banyak tugas keliling maklum habis istirahat tugas banyak yaaaa.. harap di persorry..
salam sayang
——————————————————————-
Oct 22, 2009 @ 14:39:18
hmm.. rasakan Allah itu sangat dekat.. berbicaralah seolah DIA satu jengkal di hadapan kita..
salam sayang
——————————————————————-
Oct 22, 2009 @ 14:43:37
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll
——————————————————————–
Oct 23, 2009 @ 09:15:51
Salam Beraktifitas Pak….
Semoga selalu dalam lindunganNya kita semua
———————————————————————
Oct 23, 2009 @ 16:43:50
Sadarkah bahwa kita semua pada saat sekarang ini sudah terlalu jauh meninggalkan TUHAN ?.. Bahkan Sosok Itu sering kita sebut namaNya tapi tanpa pernah kita rasakan dan ketahui lagi di mana keberadaanNya saat ini.. atau kita semua sudah lupa sama sekali bahwa TUHAN itu ada.. Semua agama berbicara bahwa TUHAN itu tidak jauh.. dekat dan bahkan sangat dekat tapi mengapa saat ini hanya sedikit bahkan langka sekali di antara kita yang bisa merasakan ALLAH itu ada diam dekat sekali.. mengapa ?.. Mengapa ?.. dan sekali lagi mengapa saudaraku ?..
—————————————————————–
Oct 23, 2009 @ 16:44:25
Sesungguhnya tanpa kita sadari kita benar benar jauh meninggalkan TUHAN.. contoh kecil saja.. ketika manusia mengambil sesuatu ataupun berbuat yang tidak baik mereka celingak celinguk karena takut terlihat oleh manusia lainnya.. sedangkan dia tiada menyadari bahwa Mata ALLAH melihat semua perbuatannya itu.. atau mungkin sudah tiada memperdulikan lagi.. dan dengan entengnya berkata itu urusan nanti.. hmm.. sungguh menyedihkan sekali.. bagaimana bicara mengembalikan jati diri bangsa jikalau jati diri manusia saja belum bisa ditemukan.. Hilangnya jati diri manusia ini menjadi penyebab utama kita harus mengembalikan jati diri bangsa..
————————————————————–
Oct 23, 2009 @ 22:34:39
Assalaamu’alaikum
Berkunjung lagi Pak Abdaz. Didoakan sihat hendaknya. Dengan rasa kedekatan itu, kita akan menjadi hamba Allah yang bersyukur. Siapa yang kenal dirinya, maka dia akan kenal Tuhannya. Mudahan kita sentiasa dikasihi Allah swt. Salam mesra selalu buat Pak Abdaz diIndonesia.
——————————————————————–
Oct 24, 2009 @ 10:54:47
Saya setuju kalau yang pakai loadspeaker luar hanya adzan saja. Penggunaanya untuk selain adzan hanya mengganggu saja, juga memperburuk citra Islam, padahal itu bukan ajaran Islam.
———————————————————————
Oct 24, 2009 @ 13:04:45
Menyapa Pak Abdul Aziz dan keluarga di weekend ini, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT dan senantiasa diberi kebahagiaan serta rahmatNya
———————————————————————
Nov 01, 2009 @ 16:54:50
sudah menjadi pr bersama untuk dapat menghilangkan pendapat negatif tentang islam ..
Cara Membuat Website
——————————————————————————————————-
Nov 13, 2009 @ 22:18:04
Yang jelas ‘father’ bukan panggilan yang benar untuk Allah karena bukan Asmaul Husna ya pak.. 8-)Salam Kenal
——————————————————————————————
Mar 02, 2010 @ 13:59:40
Assalamu alaekum wr.wb. Numpang baca ya bro. Aq lagi butuh bgt neh siraman rohani bro.