Jumat, 13 November 2009 | 18:25
Beberapa tahun yang lalu, seorang ulama bercerita tentang pengalamannya pada waktu ibadah haji. Ia mendapat perlakuan buruk dari jemaah lain di sana. Ia menyadari bahwa itu sebagai balasan atas perlakuan buruknya yang pernah ia lakukan kepada orang lain .
Kisahnya berawal ketika ia bergegas pulang seusai shalat subuh berjamaah di masjid agung. Ia terburu-buru pulang karena ingin ke toilet yang jarak rumahnya tidak begitu jauh. Di perjalanan pulang, ia tak tahan lagi , ia membuang angin dari belakang. Ternyata didekatnya ada si babah . Nama ini merupakan sebutan untuk seorang lelaki keturunan Tionghoa yang sudah ada umur. Ia tidak peduli, terus saja berjalan ke rumahnya.
Ketika beribadah haji, ternyata ia mengalami hal serupa. Di dekatnya ada seorang berkulit hitam mengeluarkan angin yang sangat kuat bau busuknya. Ia ingat akan dosanya dulu, dan sekarang mendapat balasannya.
Cerita semacam ini banyak diungkapkan oleh para jemaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci. Hal ini cukup memberikan dampak positif bagi orang-orang yang akan berangkat pergi beribadah haji. Mereka berusaha untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik terhadap orang lain. Tapi ada juga orang yang pernah banyak melakukan perbuatan buruk merasa takut untuk menunaikan ibadah haji. Ia tunda lagi, tunda lagi, untuk berangkat ke Tanah Suci.
Benarkah perbuatan buruk itu akan dibalas di Tanah Suci ? Seseorang pernah menanyakan hal ini melalui harian Kompas dan dijawab oleh HM Cholil Nafis, MA , Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Pertanyaannya adalah sebagai berikut :
Apakah benar kejelekan sikap kita di dunia akan diperlihatkan oleh Allah di tanah suci Mekkah ketika kita melaksanakan ibadah haji?
Kemudian dijawab :
Allah SWT berjanji akan menghitung dan akan membalas amal-amal kita kelak di hari kemudian ( yaum al hisab ) sehingga jelas tak ada penghitungan dan balasan amal di dunia. Jika Allah SWT memberi kemudahan atau kesukaran dalam pelaksanaan ibadah haji, itu bagian dari ujian terhadap kesabaran jemaah. Allah SWT menguji kita, antara lain, dengan panjang usia, rasa cemas, kurang harta, dan kurang sehat. Ujian itu semua akan menjadi ukuran untuk membalas orang yang bersabar menerima cobaan dari Allah SWT.
Demikian jawaban HM Cholil Nafis, MA. melalui harian Kompas, Kamis, 20 November 2008.
Mungkin Anda pernah mengalami hal yang seperti ini, bagaimana pendapat Anda ?
Pertanyaan-pertanyaan lain tentang ibadah haji yang dijawab langsung oleh Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini dapat ditemukan di halaman Konsultasi Agama.
Gambar : IslamOnline.net
Nov 13, 2009 @ 19:19:52
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
Sering juga mendengar hal semacam ini.
—————————————————————————————
Nov 13, 2009 @ 22:19:06
elalu senang membaca postinganmu bang
salam hangat selalu
———————————————————————–
Nov 13, 2009 @ 23:57:32
ALLAH maha menutupi aib kang, jangan khawatir 🙂
————————————————————————————–
Nov 14, 2009 @ 00:07:24
Hmmm… Abdi mah mung ngadangu, saur nu mulih ti tanah suci seueur kajantenan sapertos kitu… pangalaman Kang Abdaz kumaha? pami teu acan ku simkuring di doakeun mugia aya waktos sareng biaya kanggo angkat ka tanah suci… Amin
———————————————————————————-
Nov 14, 2009 @ 00:09:11
Kang, hatur nuhun nya parantos rurumapheun ka bumi kadua simkuring… manawi tiasa sakantenan tukeran link nu ieu… 🙂
hatur nuhun sateuacana…
salam
——————————————————————————————–
Nov 14, 2009 @ 03:35:49
asalamu’alaikum pak…
saya pernah dengar juga seperti itu, wallahualam…blm pernah naik haji sih, mdh2an saya punya kesempatan Naik Haji… amin 🙂
Betul kata Jeng Rindu…senantiasa Orang masih menghargai kita, semata-mata karena Allah masih menjaga aib kita…
Wasalam…
———————————————————————————
Nov 14, 2009 @ 10:29:35
Assalamu’alaikum,
Jawaban yang tepat dari HM Cholil Nafis, MA.
Saya sering mendengar orang cerita seperti itu, tapi Alhamdulillah, waktu saya menunaikan ibadah haji, tidak ada hal-hal/kejadian yang tidak menyenangkan.
————————————————————————————
Nov 14, 2009 @ 11:14:37
POstingan yang sangat bermanfaat kang.
Yang jelas Makkah bukanlah Darul jazaa (tempat untuk membalas perbuatan hamba) Mekah dan t4-t4 di dunia lainnya adalah Darul Amal.
Dan setuju dengan jeng rindu, kalo Allah Maha Penutup AIB
Salaaaam
—————————————————————————-
Nov 14, 2009 @ 11:42:27
Allahu’alam….
tapi yg pasti setiap perbuatan pasti ada balasannya, jelek ataupun baik…. 🙂
——————————————————————————-
Nov 14, 2009 @ 14:37:52
semua perbuatan buruk pasti ada balasannya…
————————————————————————————
Nov 14, 2009 @ 19:23:41
Salam Takzim
Begitu lama tidak hadir, karena kondisi badan yang belum memungkinkan, lantaran hujan dadakan pak.
Salam kangen saja untuk Bapak, semoga tetap diberikan kemudahan dan kesehatan
Salam Takzim Batavusqu
———————————————————————————-
Nov 14, 2009 @ 23:25:48
alhamdulillah, dulu saya sewaktu berhaji thn 1995& 1997, tdk mengalami hal2 seperti diatas, begitu juga dgn teman2 serombongan, semuanya dimudahkan oleh allah swt.
memang banyak cerita2 yg saya dengar2 dr orang2 yg pulang berhaji, namun mungkin itu hanya kebetulan sedang tdk mujur.
salam.
——————————————————————————–
Nov 15, 2009 @ 08:42:08
kalau menurut saya bila tidak 100 persen setuju untuk perbuatan buruk kita akan mendapat balasan saat menunaikan ibadah haji, bilapun ada yang demikian mungkin bisa jadi faktor kebetulan, mungkin juga demikian tapi tidak selalu. karena banyak juga yang mungkin sangan berperilaku buruk sebelum menunaikan haji namun hajinya lancar2 saja, namun yang jelas semua perbuatan akan di hisab di hari akhir itu pasti. maaf kalau keliru
—————————————————————————————
Nov 16, 2009 @ 09:20:25
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya pikir sudah jelas kang ya, kemudahan dan kesulitan sejauhmana kesabaran dan amal baik yang kita tanam. Mungkin tidak melulu di mekkah dimanapun jika kita melakukan sebuah kebaikan maka insya Allah akan berbalas kebaikan pula. Saya kok setuju sekali dengan pendapatnya mpiuika.
Trims Kang, atas artikel yang menarik ini.
—————————————————————————–
Nov 16, 2009 @ 15:13:38
Ya, saya juga mendengar beberapa cerita laen serupa dengan ini. Bahkan pernah denger cerita, ada orang yang di tanah suci kerjanya ngintipin pakaian jemaah wanita (kalo gak salah katanya dia gak sadar melakukan itu). Itu karena semasa di tanah air, dia suka ngintip.
Allahua’lam.
———————————————————————————-
Nov 16, 2009 @ 15:23:30
Pak Abdul Aziz …
Benar sekali pak …
Saya seriiiiiinnng sekali mendengar cerita-cerita itu …
Kejadian di Tanah suci yang dihubungkan dengan mungkin beberapa tindakan kita sebelumnya …
Bahkan kadang dibumbui dengan cerita-cerita lain yang satu sama lain seolah menjadi lebih “seru” dsb …
Namun …
Jawaban dari Pak HM Cholil Nafis, MA sudah sangat menjelaskan …
Saya senang dengan tulisan ini pak …
Salam saya Pak Abdul Aziz
Gimana Kabar Cianjur ?
Semoga sehat-sehat ya Pak
————————————————————————
Nov 16, 2009 @ 22:11:19
Hampir semua komen sy setuju. Jadi ngiler kang mau kesana!
Ya Allah kabulkanlah do’aku!
Sukses Kang Abdul Aziz
—————————————————————————-
Nov 16, 2009 @ 22:13:17
wILUJENG WENGI KANG
———————————————————————–

Nov 17, 2009 @ 00:38:13
ASSALAAMU’ALAIKUM..
KEPADA SAHABATKU… SAMBUTLAH UCAPAN DARIKU. SERANGKAI KATA PENGGANTI DIRI. UNTUK MENYAMBUT HARI PERTEMUAN YANG BESAR. JARI SEPULUH KU SUSUN JUGA. AGAR KESALAHAN DIAMPUN SEMUA. TANDA IKHLAS PERSAHABATAN KITA.
SALAM DUNIA, SALAM SEMUA, SALAM HARI RAYA EIDUL ADHA DAN SALAM PERPISAHAN “BERJARAK” DARI SAYA DI BANGI, MALAYSIA.
-SITI FATIMAH AHMAD-
—————————————————————————–
Nov 17, 2009 @ 00:48:06
Saya tidak tau apakah ada dalil naqli yang menyatakan hal itu, jika hanya berdasarkan pengalaman atau cerita maka tidak dapat dipastikan.
Namun hendaknya kita senantiasa bertaubat dan tidak membuka aib kita. Kemudian berusaha, berdo’a dan bertawakkal agar dapat menunaikan haji dengan baik. Jika terjadi juga terbukanya aib, maka bersabarlah dan jadikan sebagai pelajaran agar kita semakin bertaubat dan dekat kepada Allah.
———————————————————————————–
Nov 17, 2009 @ 14:23:14
Saya mempercayai bahwa Allah itu Ar-Rahman dan Ar-Rahiim. Apa yang kita alami di tanah suci bisa berupa cobaan atau teguran mas.
Salam hangat dari Surabaya
———————————————————————–
Nov 17, 2009 @ 16:11:10
Ah itu gak semua benar ki dulur .. jangan takut.. sy juga punya pikiran gitu.. tapi gak juga tuh… kadang kita suka mengaitkan tentang kejadian yg dialami saat ibadah haji dengan kelakukan kita waktu di tanah air .. seperti misalnya banyak yg kehilangan uang lalu dikaitkan dg perbuatannya dulu.. padahal memang disana banyak copet juga… atau mobil yang macet dsb.. coba bayangkan kalau semua perbuatan kita akan dibalas di sana… trus ditanah airnya jadi mantri sunat .. apa di sana akan ada yang nyunat terus.. hahaha…. kan kasihan nanti bu hajinya haha..
——————————————————————————
Nov 17, 2009 @ 16:23:02
Subhanallah gak ada itu balas membalas .. Allah maha pengampun kok dan ketika orang melaksanakan ibadah haji begitu nyampe semua dosa2nya dah diampuni. terus namanya juga tamu dirumah Allah.. ya kalau tamunya gak sopan , gak mematuhi aturan .. mungkin aja yang punya rumahnya juga kurang berkenan.. sehingga ada kejadian2 yg kurang menyenangkan…
ohya.. kidulur.. ternyata kita satu kelas dikelas 3 SD Inpres OOm google.. biar duduknya bersebelahan dan bisa saling nyotek saat Uhar.. yo kita pada ngelink.. si sulung sih dah ngelink tuh..
Linknya langsung di add aja yah.. ditunggu linkbacknya..
———————————————————————
Nov 17, 2009 @ 19:04:19
Semua perbuatan pasti ada balasan…tapi di akhirat sana…
Salam Hangat
——————————————————————————————
Nov 18, 2009 @ 21:05:29
Sebelum kita menunaikan ibadah haji seharusnya suci lahir dan batin serta bebas hutang terutama sesama mnusia. Pernah terjadi di desa saya bahwa sampai ia ditanah suci, ia memukul teman sekamar. Ini disebabkan waktu dulu ia pernah menyuruh orang lain membunuh seseorang akibat tidak dibayar hutangnya (kebetulan ia seorang pebisnis. Allah swt nampakkan di tanah suci. Mungkin ia malu untuk meminta maaf atau takut hudud atasnya. Tanah suci haram atas segala yang haram kan?
Salam silaturrahmi selalu, walau udah lama tidak berkunjung ni
—————————————————————————————
Nov 22, 2009 @ 03:52:53
Ada banyak kisah memang seputar tema di atas. perilaku yang pernah dilakukan tiba-tiba mendapat balasan saat berhaji. itulah sebabnya diperbanyak istighfar, agar balasan itu tidak terlampau keras diterima saat berhaji.
——————————————————————
Nov 22, 2009 @ 19:46:26
Salam Takzim
Wah ini sering sekali di ceritain, sepertinya memang disana sebagai cermin, seberapa hebat kesalahan kita sehebat itu pula Allah tunjukkan Subhannallah
Salam Takzim Batavusqu
————————————————–
Dec 05, 2009 @ 19:18:42
Assalamualaikum.
Wah artikel menarik nih. Jadi masukan buat saya juga. Tapi kalo boleh saya punya pendapat. Mungkin yg jadi pertanyaannya : Apakah perbuatan baik/buruk itu dibalas Allah saat manusia itu ada di dunia? Ditambah lagi ada pendapat bahwa di Mekkah Al Mukaromah pembalasan itu terjadi secara spontan. Menurut saya, rasanya kok kurang bijak ya kalo ada ustadz yang spontan menjawab tidak demikian. Soalnya, yang dipertanyakan itu adalah hak Allah semata2, tapi dari kacamata hamba (manusia) tidak mampu untuk mencernanya sampai sebegitu jauh. Kalaupun ternyata dibalas di dunia, ya diterima. Tak pun langsung dibalas, ya diterima. Jadi, yang jadi soal, bukan kapan pembalasannya, tapi apakah si hamba ngerti apa gak sedang dikasi balasan?
Itu saja. Karena menurut saya pembalasan itu bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, krn ini adalah hak prerogatif Allah semata2. Bagi hamba, kewajiban untuk berbuat sebaik2nya di dunia. Insya Allah.
Wassalam.
————————————————–
Jan 08, 2013 @ 00:18:08
Cerita ini sering saya dengar dari mereka yang pernah pergi Haji, apakah itu hanya sebuaah kebetulan, hanya Allah yang tahu.
Apr 15, 2013 @ 17:12:10
iyayah, mungkin itu hanya kebetulan. hehehe
Aug 15, 2015 @ 20:39:19
is good artikel Thank you so much , Adwin
Oct 15, 2018 @ 11:00:04
terlepas dari hal itu, kita pasrahkan saja dan berdoa kepada Allah semoga dilancarkan Ibadah Kita Saat ditanah suci