Perlukah Emansipasi ?


Tjoet Njak Dien

SETIAP  bulan April wacana emansipasi sering menjadi pembicaraan masyarakat. Emansipasi biasanya dipahami sebagai bagian dari perjuangan kaum perempuan untuk menyetarakan hak dan kewajiban dan menyamakan harkat dan martabat laiki-laki dan perempuan.

Kita, sebagai Muslim, bila memahami agama lebih dalam akan menyadarkan kita bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan itu sama di hadapan Allah SWT. Hak dan kewajiban keduanya telah diatur secara berimbang. Selain sebagai pasangan hidup lelaki, perempuan juga merupakan individu dan bagian dari kehidupan masyarakat yang memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam memperjuangkan dan memajukan kesejahteraan umat manusia.


Allah tidak pernah membedakan kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Mereka sama-sama manusia yang merupakan puncak penciptaan dari seluruh ciptaan-Nya. Hal ini secara tegas dinyatakan Allah dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. ( QS At-Tîn [ 95 ] : 4 ).

Dalam sejarah kita mengenal Khadijah seorang pengusaha yang sukses dan Aisyah yang pernah menjadi panglima perang, keduanya adalah istri Rasulullah Muhammad SAW.

Kita juga di negeri ini banyak mengenal Muslimah pejuang. Tjoet Njak Dien ( 1848 – 1908 ) sepeninggal suaminya, Teuku Umar, dalam keadaan sakit memimpin perlawanan terhadap pasukan Belanda. Tjoet Njak Meutia ( 1870 – 1910 ) berjuang melawan Belanda dan pernah memegang tampuk pimpinan dalam perjuangan melawan penjajah.

Sementara itu di Sumatra Barat kita mengenal Rasuna Said ( 1910 – 1965 ) seorang tokoh pendidik, pejuang dan wartawati. Karena perjuangannya menentang Belanda, pada tahun 1932 ia ditangkap Belanda dan dibuang ke Jawa, dimasukkan ke penjara di Semarang.

Perjuangan ketiga Muslimah ini diakui pemerintah dengan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Selain mereka juga masih banyak dari kalangan Muslimah yang berkiprah untuk memajukan negeri ini. Di Jawa, misalnya, kita mengenal Nyai Ahmad Dahlan, istri pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, yang juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Selain ayat di atas, Allah memberikan penegasan dalam firman-Nya yang lain, “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam” ( QS Al Isrâ [ 17 ] : 70 ).

Dalam kedua ayat di atas tampak jelas bahwa Allah SWT tidak membedakan laki-laki dan perempuan. Anak-anak Adam dalam ayat tersebut mencakup seluruh umat manusia, baik kaum laki-laki, maupun kaum perempuan. Dengan demikian sebagai sesama manusia dan anak-anak Adam adalah sama harkat dan martabatnya, hak dan kewajibannya.

Apa yang dilakukan lelaki atau perempuan bagi Allah adalah sama. Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain” ( QS Ali Imran [ 3 ] : 195 ).

Maksud kalimat kamu adalah turunan dari sebagian yang lain adalah sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain.

Walaupun demikian, dalam realitas budaya manusia kita sering menemukan gejala yang merendahkan kaum perempuan. Sebuah gejala yang banyak dipengaruhi berbagai faktor yang mengarah kepada kepentingan-kepentingan tertentu.

Tapi kalau kita kembali kepada ajaran agama, apakah masih perlu emansipasi ? Dalam hal ini Dr. Nurcholish Madjid dengan tegas menyatakan dalam sebuah tulisannya, ”Emansipasi tidak diperlukan” ( Media Indonesia, 23 November 2003 ).

Wa Allahu ‘alam bi ash-shawab.

• Pic © wikipedia

Cianjur,  Rabu, 21 April 2010 | 21 : 42

31 Comments (+add yours?)

  1. orisogi
    Apr 21, 2010 @ 21:50:17

    Numpang baca ya bro n salam kenal, mau belajar neh..

    ———————————————————

    Salam kenal kembali. Terima kasih.

    Reply

  2. didot
    Apr 21, 2010 @ 23:12:43

    pak ,sejak islam hadir,wanita telah ditinggikan derajatnya oleh Allah hingga menyamai kamu lelaki. sebenarnya hak dan kewajiban ada milik masing2,namun terkadang wanita dengan emansipasinya kebablasan,sehingga yg rugi adalah wanita itu sendiri,terutama jika wanita itu muslim dan belajar agama dengan benar. lihat betapa posisi seorang ibu adalah 3 kali lipat lebih utama dari posisi seorang bapak bagi anaknya.

    wanita berduaan tanpa muhrim aja gak boleh,tapi sekarang kita liat banyak wanita pergi sendiri bawa kendaraan sendiri pulang malam,jalan ke mal dan tempat2 hiburan sampai larut malam. mereka sebenarnya gak sadar bahwa mereka yg merendahkan diri mereka sendiri,Allah meninggikan mereka dengan menyuruh mereka menjaga kehormatan diri mereka,namun mereka sendiri yg merusaknya.

    saya berdoa demi kemajuan wanita indonesia,tapi saya berdoa semoga tidak ada emansipasi kebablasan hingga merusak kodratnya sebagai wanita mukmin

    wallahualam

    ———————————————————————–

    Terima kasih banyak Mas atas tambahan infonya.
    Benar, Allah telah mengangkat harkat dan martabat perempuan, tapi mereka sendiri yang disadari atau tidak telah merendahkan dirinya. Bahkan mereka banyak menuntut hal-hal yang justru bisa merendahkan harkatnya sendiri.

    Terima kasih.
    Salam.

    Reply

  3. sedjatee
    Apr 22, 2010 @ 09:33:33

    hhhmmm. perspektif baru tentang emansipasi..
    pemikiran yang bagus, Pak Ustadz…
    semoga sehat selalu..
    salam sukses…

    sedj
    http://sedjatee.wordpress.com
    —————————————————————————–

    Terima kasih.
    Semoga Mas juga sehat ,sukses, dan selalu dalam ridha-Nya.
    Salam.

    Reply

  4. ossmed
    Apr 22, 2010 @ 14:51:36

    nice post!!!
    salam kenal nihh
    sedang blogwalking dan ketemu blog menarik ini.. ditunggu kunjungan baliknya di http://www.ossmed.com

    ———————————————————–

    Terima kasih.
    Salam kenal kembali. Insya Allah nanti saya berkunjung.
    Salam dari Cianjur.

    Reply

  5. kawanlama95
    Apr 22, 2010 @ 21:58:25

    ” yang laki-laki tolong berdiri dong , kasih tempat duduk buat perempuan” kata seorang perempuan ,

    eh kok ada laki-laki yang nyaut , bu kan sekarang emansipasi jadi kalo ga dapet tempat duduk ya gpp kan emansipasi , he he he

    Emansipasi ternyata bukan hanya persoalan tempat duduk di bis rupanya, Jadi apa ya emansipasi…

    Persamaan hak dan kedudukan ya, lah kalo diri memang ga dapet tempat duduk seeh.

    * maaf pak kalo komentnya ngasal*

    ————————————————————-

    Terima kasih Mas, tapi kalau soal tempat duduk di bus bukan persoalan emansipasi. Tapi lebih kepada sikap kita sebagai seorang lelaki kepada seorang perempuan. Seseorang tidak akan rela membiarkan ibunya berdiri di bus kan ?

    Mohon maaf saya sudah lama tidak mengunjungi kawanlama.
    Terima kasih.
    Salam

    Reply

  6. antokoe
    Apr 23, 2010 @ 03:04:29

    perlukah emansipasi?
    jawabnya perlu, sesuai tugas pokok dan fungsinya

    ———————————————————————

    Betul Mas, walaupun kita sebagai umat beragama, kita hidup terbelenggu suatu kehidupan budaya tertentu. ” ….. dalam realitas budaya manusia kita sering menemukan gejala yang merendahkan kaum perempuan. Sebuah gejala yang banyak dipengaruhi berbagai faktor yang mengarah kepada kepentingan-kepentingan tertentu”.

    Tapi kalau kita mengacu kepada ajaran agama, seorang perempuan tidak lebih rendah derajatnya dari laki-laki.

    Terima kasih.

    Reply

  7. bundadontworry
    Apr 23, 2010 @ 08:07:53

    Sebenarnya sejak lahirpun, perempuan sudah ditinggikan derajatnya oleh Allah swt.
    Perempuan itu sendiri yg sering merendahkan harkat dan martabatnya yg tdk sesuai dgn tuntutan agama.
    Insyaalah, perempuan yg ditinggikan Allah swt tsb, adalah perempuan yg paling berharga dgn ketakwaannya.
    Perlukah emansipasi?
    kadang sekarang emansipasinya sudah kebablasan, tdk sesuai lagi dgn kodrat kewanitaan,
    salam

    ———————————————————————-

    Begitulah manusia, sudah dimuliakan Allah tapi masih menuntut yang bukan-bukan. Bahkan masih mengharap sesuatu yang memang bukan kodratnya.
    Seharusnya kita bersyukur, manusia merupakan puncak penciptaan dari seluruh ciptaan Allah.

    Terima kasih.
    Salam.

    Reply

  8. Kang Romly
    Apr 23, 2010 @ 08:43:45

    Islam sudah memberikan porsi yang pantas buat wanita, jika laki-laki berkuasa di luar rumah tangga, maka wanitalah penguasa dalam mengatur rumah tangga dengan tatap makmum kepada laki-laki. dan balsannya dengan perjuangan wanita dalam rumah tangganya sesuai dengan syariah islam maka adalah surga….sebuah imbalan yang sangat indah nan agung buat wanita, karena wanita juga dapat menciptkan sebuah surga di dunia ini dalam rumah tangganya….hanya sebuah ilham dari pelajaran islam pak yang saya tahu itu….dan juga mampir pagi ini…

    ——————————————————

    Terima kasih Kang atas tambahan infonya.
    Tepat sekali, Allah Maha Pengatur, tapi kita sering tidak tahu aturan dan tidak mau diatur.

    Sukses selalu Kang.
    Salam.

    Reply

  9. Dahrun Marada
    Apr 23, 2010 @ 12:47:53

    Konsep emansipasi pada dasarnya hanya hasil pemikiran para orientalis barat sebagai kedok untuk me-demoralisasi wanita muslim di dunia. Itu hanya kedok saja. Hanya saja wanita itu sendiri yang mereduksi dirinya ke tingkat yang rendah.
    ——————————————————-

    Demi sesuatu yang tidak jelas, kadang kita dengan sadar atau tidak sadar sering merendahkan derajat kita sendiri. Dan nilai-nilai luhur ajaran agama kadang tidak menjadi acuan utama sebagian masyarakat kita.

    Terima kasih banyak telah melengkapi tulisan saya di atas.
    Salam.

    Reply

  10. alwan zr
    Apr 23, 2010 @ 14:18:01

    sebenarnya sangat di perlukan namun tentu tidak sepenuhnya dan masih terdapat garis pembatasnya…

    http://aristatolis.blogspot.com

    ————————————————————-

    Dalam sebuah kehidupan yang sudah terbelenggu oleh sikap budaya yang merendahkan kaum perempuan, memang diperlukan sebuah gerakan emansipasi.
    Tapi kalau kita menjungjung tinggi , mau menerima, dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur ajaran agama, dengan sendirinya harkat dan martabat perempuan sama dengan laki-laki.

    Terima kasih.

    Reply

  11. Vulkanis
    Apr 23, 2010 @ 17:35:52

    sekarang emansipasinya banyak kabablasan…Pak.. 😛
    Jadinya emansisapi

    —————————————————————————

    Eman si sapi ? Tong kitu ah Kang.
    Duh tos lami Kang teu tiasa ka mana-mana. Nuju sibuk teu pararuguh.
    Nuhun ah dianjangan.

    Salam ti Cianjur.

    Reply

  12. Vulkanis
    Apr 23, 2010 @ 17:38:39

    Ingat lagu Doel Sumbang “Awewe ayeuna lain ,awewe modern ..
    Tapi peunciteun tukang jagal….
    Nganut emansipasi tapi teu make aturan…bla.bla.blaa ”
    Salam hangat Selalu

    ————————————————————-

    Betul Kang, manusia itu tidak mau diatur walaupun itu oleh Allah, maunya membuat aturan sendiri. Tapi ulah dipeuncit mah.

    Hatur nuhun.
    Salam hangat kembali buat seluruh keluarga.

    Reply

  13. hanyanulis
    Apr 23, 2010 @ 18:53:28

    Kalo menurut saya, emansipasi wanita sebenarnya ndak ada dalam islam. Karena ini hanya semacam legitimasi kebudayaan kulture indonesia saja. Allah tidak mengenal perbedaan strata gender antara laki2 dan perempuan. Allah menciptakan perempuan dengan fungsi dan peranan masing2, ndak ada batasan bagi wanita ataupun perempuan untuk mengkotak-kotakkan peranan mereka dalam membangun masyarakat yang lebih thoyibah, semuanya bahu-membahu demi meningkatkan kualitas dan peradaban hidup lebih maju.

    Namun kita juga ndak harus, membedakan cara hidup perempuan indo dengn prempuan arab di temur tengah sana. Memang sangat berbeda kayaknya, tapi garis besarnya sama. Semua orang punya hak hidup dan hak subtansial yang tak boleh di parsialkan dalam bentuk apapun. entah pun itu oleh sudut pandang emansipasi 🙂

    ————————————————————————-

    Terima kasih banyak. Saya bersyukur sekali mendapatkan tanggapan yang justru melengkapi tulisan saya di atas.

    Sekali lagi terima kasih.
    Semoga sukses selalu menyertai kita semua.

    Salam dari Cianjur.

    Reply

  14. Rita Susanti
    Apr 25, 2010 @ 10:15:32

    Iya, sepakat Pak, sebenarnya kalau kita merefer pada ajaran Islam, emansipasi tidak diperlukan, karena sejatinya tak ada pembedaan antara wanita dan pria…Terima kasih tulisannya Pak, mencerahkan!

    ——————————————————-

    Tepat begitu Rit, hanya sebagian perempuan sering memposisikan diri tidak seharkat dengan laki-laki. Pada hal sepanjang sejarah banyak kaum perempuan yang tampil luar biasa seperti dalam tulisan di atas.

    Terima kasih.
    Salam.

    Reply

  15. M Mursyid PW
    Apr 25, 2010 @ 14:55:17

    Lama tidak berkunjung, semoga p Abdaz dan keluarga senantiasa dilimpahi kesehatan.
    Hidup perempuan Indonesia!

    ———————————————————–

    Alhamdulillah , saya sehar-sehat saja.
    Mudah-mudahan kaum perempuan yang pada hakikatnya sangat mulia tidak direndahkan atau merendahkan harkat dirinya dengan berbagai sikab budaya yang justru akan merugikan kaum perempuan.

    Terima kasih.
    Semoga kita tetap dalam lindungan-Nya.

    Reply

  16. Sawali Tuhusetya
    Apr 25, 2010 @ 18:07:14

    di tengah masyarakat kita yang cenderung masih patriarkis, agaknya emansipasi yang kini lebih sering disebut sbg kesetaraan gender memang masih diperlukan, mas azis, khususnya utk menyelamatkan kaum perempuan yang masih jadi korban kekerasan kaum lelaki, baik fisik maupun psikis. salam.

    ———————————————————————

    Betul sekali Pak, karena kita hidup terbelengu dalam sikap, persepsi dan budaya yang cenderung merendahkan martabat perempuan, maka kesetaraan gender diperlukan. Walaupun , kalau merefer ajaran agama, secara hakiki harkat dan martabat perempuan dan laki-laki memiliki hak dan kewajiban yang setara.

    Barangkali yang harus diupayakan adalah bagaimana kita mengubah sikap kita dalam memposisikan kaum perempuan. Dan bagaimana kaum perempuan ini harus tampil setara dengan lelaki.

    Terima kasih sekali atas masukannya.

    Reply

  17. bluethunderheart
    Apr 25, 2010 @ 19:01:47

    malam!
    kangen…pa cabar,maz
    wah sangat cemerlang y wawasan mengenai emansipasinya.
    hebat
    salam hangat dari blue

    —————————————————————

    Terima kasih Blue.
    Maaf, karena banyak kesibukan, belum sempat mengunjungi Blue.

    Salam hangat dan semoga sukses.

    Reply

  18. Web Hidup Mulia
    Apr 25, 2010 @ 19:42:29

    Benar, tidak perlu emansipasi, karena Islam telah menempatkan sama kedudukan perempuan dan laki-laki.Masing-masing dapat berperan sesuai dengan fitrahnya.
    Terima kasih atas artikel ini Pak Aziz. Ditunggu kunjungan balik…

    —————————————————————-

    Terima kasih Bu. Maaf , lebih dua bulan saya didera kesibukan sehingga belum sempat menjumpai Ibu.

    Sekali lagi, terima kasih telah melengkapi tulisan di atas.
    Salam buat seluruh keluarga.

    Reply

  19. jalandakwahbersama
    Apr 25, 2010 @ 20:08:40

    Assalamu’alaikum, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita shalehah. Begitulah bunyi sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim.

    Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw dan bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli?” Beliau menjawab, “Ibumu! Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Rasul menjawab lagi, “Ibumu!” Ia balik bertanya, “Siapa lagi?” Rasul kembali menjawab, “Ibumu!” Ia kembali bertanya, “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab, “Bapakmu!” (Dikeluarkan oleh Asy-Syaikhani (Bukhari-Muslim).

    ————————————————————–

    Wa’alikumussalam,

    Betul sekali Bu. Terima kasih atas kesediaannya sudah melengkapi tulisan saya dengan hadits-haditsnya.

    Salam.

    Reply

  20. darahbiroe
    Apr 25, 2010 @ 20:18:34

    assalamualaikum
    maaf lama gag silaturahim kesini
    saya mengucapkan selamat hari kartini ajah dech heheh

    —————————————————–

    Wa’alaikumussalam,

    Ya, sama-sama, saya juga cukup lama tidak bisa blogging. PR yang sudah 4 kembali ke 0 lagi.

    Insya Allah nanti mengunjungi Mas.
    Semoga sukses.

    Reply

  21. dedekusn
    Apr 25, 2010 @ 21:57:02

    Setuju pisan Kang, Islam sudah jauh sebelum Kartini lahir mengatur hak2 perempuan setara dgn laki-laki dgn kudratanya sebagai perempuan. Salah satu buktinya yakni hadits yg ditulis teh Dewi Yana.

    ————————————————————————-

    Memang kalau kita kembali ke ajaran agama kita, tentu tidak perlu ada gerakan emansipasi, karena harkat dan derajat laki-laki dan perempuan sama.

    Hadits di atas pernah diulas di https://abdaz.wordpress.com/2009/12/22/ibumu-ibumu-ibumu/ , lengkap dengan lagunya.

    Terima kasih Kang.
    Salam buat baraya di Ciamis.

    Reply

    • dedekusn
      Apr 27, 2010 @ 06:30:58

      Sami-sami Kang, salam juga utk keluarga Kang Abdaz di Cianjur :mrgreen:

      —————————————————–

      Terima kasih.
      Semoga sukses.

      Reply

  22. bundadontworry
    Apr 26, 2010 @ 10:39:24

    sebenarnya perempuan itu sudah mulia kedudukannya dlm Islam,
    hanya kadang perempuan itu sendiri juga yg ,merendahkan harkat dan martabatnya sendiri.
    dan, sering kebablasan mengikuti arus feminisme yg gak sesuai dgn tuntunan agama.
    salam

    —————————————————————————–

    Kalangan feminis selalu menuntut yang berlebihan, bahkan di kalangan feminis Muslim Indonesia pun begitu. Kita masih ingat tuntutan mereka agar hak waris perempuan tidak dibedakan dengan lelaki, padahal soal waris ini sudah ditentukan Allah. Juga mereka menolak ketentuan harus adanya wali dalam pernikahan. Bahkan di AS , Amina Wadud menjadi imam shalat yang makmumnya perempuan dan laiki-laki.

    Terima kasih.
    Salam.

    Reply

  23. Riyanti
    Apr 26, 2010 @ 11:18:34

    blogwalking….
    setuju dg bunda…
    perempuan dimata ISlam begitu mulia…

    m`f baru berkunjung ea pakde…
    gud luck sll tuk ngebloging ria-nya…

    salam sayank….
    ———————————————————————

    Ya setuju. Perempuan sudah dimuliakan Allah, tapi mereka sendiri suka menurunkan harkat dan derajatnya.

    Terima kasih supportnya.

    Reply

  24. abifasya
    Apr 26, 2010 @ 13:22:14

    wilujeng siang kang, kumaha damang ?

    ————————————————————–

    Alhamdulilah, pangesto. Kumaha sawangsulna ?
    Mudah-mudahan urang sadayana aya dina lindungan Gusti Nu Maha Suci. Amin.

    Reply

  25. kang romly
    Apr 26, 2010 @ 13:27:38

    siang abah…..wah emasipasinya kuat banget ya…smoga sukses buat wanita muslim kini
    buat yang lainnya..daptkan beberap tip buat waniat dan kehidupan di
    http://kang-romly.blogspot.com/

    ————————————————————

    Terima kasih Kang.
    Semoga sukses.

    Reply

  26. kopral cepot
    Apr 26, 2010 @ 14:59:01

    Punten pak guru … pribados atah anjang
    perkawis mang eman sapasi, naminage sapasi hartosna satengah-satengah janten teu puguh juntunganana.. punten ah mung sapasi 😆

    ——————————————————————————-

    Hatur nuhun Kang. Sami di dieu ge atah anjang, kirang waktu nu rineh. Hanjakal pisan , jadi we katingaleun sejarah.

    Sapasi ? Ari urang Sunda nu di dayeuh arapal keneh hartina sapasi ?

    Nuhun ah.

    Reply

  27. elmubarok
    Apr 27, 2010 @ 01:46:54

    pendapat orang tentu berbeda2 tentang emansipasi..
    yg jelas selama yang mereka anggap emansipasi itu tidak bertentangan dengan sunnah rasul sah2 saja. (tu mah menurut el yg bodoh).

    salam blogger pak,, kangen dah lama gk silaturahmi ma tmn2 blogger cianjur.. 😀

    ———————————————————————————–

    Emansipasi biasanya dipahami sebagai bagian dari perjuangan kaum perempuan untuk menyetarakan hak dan kewajiban dan menyamakan harkat dan martabat laiki-laki dan perempuan. Pada hal Allah sudah menetapkan bahwa derajat dan harkat lelaki dan perempuan itu sama. Hanya perkembangan sikap budaya yang sering menganggap rendah perempuan karena faktor-faktor tertentu dan untuk kepentingan tertentu.

    Semoga silatuahim urang Cianjur di mana saja tetap terjalin.

    Terima kasih. Sukses selalu.
    Salam.

    Reply

  28. mycorner
    Apr 27, 2010 @ 13:21:04

    Menurut saya semua sudah ada kedudukannya masing-masing.. seorang wanita sudah dimuliakan dengan tugasnya sebagai seorang ibu dan seorang laki-laki tugasnya sebagai kepala keluarga mencari nafkah..

    Penyesuaian peran dalam keluarga jika diperlukan boleh saja.. asal tidak meninggalkan tugas utama..

    Salam saya pak Abdul Aziz..

    ——————————————————————

    Memang begitu Kang, kita punya hak dan kewajiban masing-masing, punya harkat dan martabat yang sederajat, masing-masing memiliki kemuliaan sendiri.
    Terima kasih sudah berbagi .

    Salam buat keluarga.

    Reply

  29. jun
    Apr 29, 2010 @ 12:32:43

    saia menyimak saja 🙂
    —————————————————————————–

    Silahkan. Terima kasih

    Reply

  30. Jamil
    May 05, 2010 @ 22:32:55

    Adakah antara tujuan emansipasi wanita jaman Ibu Kartini dengan tujuan emansipasi wanita jaman sekarang masih sama?

    ——————————————

    Yang dituntut dalam perjuangan Kartini dulu lebih fokus terhadap teresdianya kesempatan bagi perempuan untuk bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi dengan baik dan dapat berkiprah dalam memajukan bangsanya.

    Tapi sekarang tuntutan meraka lebih jauh. Para feminis Muslim di negeri kita, misalnya, ingin mendapatkan warisan yang sama dengan laki-laki, ingin menikahkan dirinya tanpa wali, mengharamkan poligami, dll.

    Terima kasih.

    Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

IP
My Popularity (by popuri.us)
%d bloggers like this: