BERSYUKUR terhadap apa yang kita terima dari Allah tidak mengenal waktu. Artinya, bila seseorang mendapatkan sebuah keberhasilan, biasanya baru ia mengadakan “syukuran”. Kapan pun dan di mana pun kita harus senantiasa bersyukur kepada-Nya. Bahkan dalam kondisi apa pun hendaklah kita tetap bersyukur.
Syukuran, sebuah fenomena seremonial mulai marak di negeri kita pada dekade 80-an. Sebagai sebuah acara kadang ada kecenderungan yang sedikit keluar dari nilai-nilai transendental.
Sebuah acara syukuran yang sempat banyak diekspos di media terjadi pada hari Jumat malam, tanggal 16 Desember 1994 di Casablanca Restaurant, Kuningan Plaza. Syukuran ( begitu disebut dalam undangan ) diselenggarakan oleh beberapa LSM untuk merayakan kemenangan atas terpilihnya seorang tokoh nasional menjadi ketua umum sebuah ormas Islam.
Syukuran ini merupakan sebuah pesta, musik digelar, orang bernyanyi, dan tentu sebagian berjingkrak-jingkrak. Ini menyimpang dari tradisi yang biasa selama itu, apa lagi untuk syukuran kepemimpinan baru sebuah ormas Islam. Biasanya sebuah “syukuran” seperti yang dilekatkan pada acara itu, untuk mengingatkan seseorang pada hubungannya dengan Allah atas sesuatu yang ia anggap sebagai sebuah keberhasilan. Dan acaranya pun dibatasi pada suatu hubungan transendental, yang tentu Islami.
Bagaimana caranya kita bersyukur ? Hal ini pernah ditanyakan Ali bin Abi Thalib kepada Rasulullah SAW. Suatu hari Ali bin Abi Thalib bertanya kepada beliau, “Dengan apa saya bersyukur ?” “Dengan Islam,” jawab Nabi.
Bersyukur dengan Islam berarti kita sebagai Muslim selalu berusaha untuk mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam keseharian hidup kita dengan penuh keihklasan dan istiqamah. Dan itu kita lakukan bukan hanya ketika kita memperoleh suatu kesuksesan atau kebahagiaan. Dalam kondisi apa pun kita tetap harus bersyukur, dan sepanjang perjalanan hidup kita , bukan hanya pada upacara seremonial — yang biasa kita sebut “syukuran” — saja.
Bagi mereka yang bersyukur Allah berjanji dalam firman-Nya , “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” ( QS Ibrahim [ 14 ] : 7 ).
Diriwayatkan ada seorang raja yang gemar berburu ke hutan. Suatu hari ia berburu bersama seorang ajudannya. Ketika sampai di hutan ia merasa lapar. Ia mengambil buah bawaannya, dikupasnya sendiri. Karena tidak biasa mengupas buah, jari sang raja teriris pisau, luka dan berdarah.
Bergegaslah ajudannya menghampiri dan berusaha mengobati seraya berkata, “Bersyukurlah paduka! ”
Sang raja bukan main marahnya mendengar ucapan ajudannya itu. Karena kemarahannya itu, berburu pun dibatalkan dan kembali ke istana.
Sesampainya di istana, raja memerintahkan prajuritnya menangkap ajudan itu untuk dipenjarakan. Para prajurit merasa heran, mengapa ajudan yang baik dan setia itu harus dimasukkan penjara. Tapi mereka tetap melaksanakan perintah rajanya itu.
Beberapa hari sang raja istirahat karena sakit , tapi keinginan berburunya begitu kuat, walaupun lukanya belum sembuh, berangkatlah ia dengan seorang ajudannya yang lain untuk berburu ke hutan.
Ajudan yang satu ini belum mengenal baik hutan tempat berburu. Ia tersesat bersama rajanya di hutan lebat dan tidak tahu jalan pulang. Akhirnya mereka ditangkap sekelompok suku terasing di pedalaman hutan itu. Suku ini masih melakukan ritual mempersembahkan korban untuk dewanya. Sang raja dan ajudannya ini akan dijadikan korban oleh mereka.
Kepala suku memperintahkan prajuritnya untuk mempersiapkan prosesi ritual. Diawali dengan memeriksa tubuhnya. Ajudannya yang pertama diperiksa, ternyata tubuhnya sehat dan mulus. Ia memenuhi syarat untuk menjadi korban mereka.
Sang raja sudah ketakutan sebelum menjalani pemeriksaaan. Tapi pemeriksaan berjalan singkat, raja ini tidak memenuhi syarat untuk dijadikan korban, karena pada jarinya terdapat luka yang saat itu masih belum sembuh. Kemudian ia dibebaskan.
Bergegaslah ia pulang. Sesampainya di istana ia langsung memerintahkan prajuritnya untuk membebaskan ajudannya yang dipenjarakan beberapa hari yang lalu.
Ajudannya tentu heran mengapa secepat itu dibebaskan. Sang raja meminta maaf dan menceritakan apa yang dialaminya kepada ajudan yang baru dibebaskannya itu. Raja bersyukur dengan luka yang ada di jarinya. Dan ajudannya pun langsung sujud syukur karena ia dipenjara , oleh karena itu ia tidak menjadi korban.
Kisah ini diceritakan dengan menarik oleh Dr. Mahmud, Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri ( UIN ) Sunan Gunung Djati Bandung dalam sebuah acara di gedung Assakinah Cianjur, 19 April lalu.
Jadi, apakah mau bersyukur atau mengingkari ( kufur ) nikmat-Nya ? The choice is yours.
Wa Allahu ‘alam bi ash-shawab.
õõõ
Pic © Google
Cianjur, Selasa, 27 April 2010 | 21 : 25
Apr 27, 2010 @ 23:58:08
saya pernah dengar ceritanya ini pak,tapi bedanya bukan ajudan,cuma sahabat aja,tapi sholeh. dan dia selalu bilang : inilah yg terbaik yang Allah berikan untukku. pas raja teriris,dia bilang : inilah yg terbaik yg Allah berikan untukmu ,jadi si raja marah ,cerita lainnya kurang lebih sama esensinya.
… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS 2 : 216)
————————————————————————–
Apr 28, 2010 @ 03:36:30
orang pandai bersykur diyakinkan masa hidupnya akan bahagia…baik dunia riil maupun dunia abadi.
salam hangat pak
———————————————————————–
Apr 28, 2010 @ 08:50:37
Bersyukur itu sangat sangat penting!!!Misalnya kita Jatuh dari sepeda motor, kita harus bersyukur juga untung tidak luka..kalau luka kan bahaya juga..???
——————————————————
Apr 29, 2010 @ 13:01:41
Syukur…, perilaku yang sangat mudah untuk diucapkan tapi sulit untuk diamalkan.
padahjal jika kita pandai bersyukur, rentetan nikmat akan trus kita peroleh.
————————————————————-
Apr 29, 2010 @ 13:08:17
Maaf untuk berpisah
————————————————-
Apr 30, 2010 @ 06:32:44
Kunjungan pagi kang, Semoga Kang Abdul Aziz lm keadaan sehat walafian, Semoga kita termasuk orang2 yg selalu mensyukuri nikmat-Nya
————————————————————————–
Apr 30, 2010 @ 15:32:16
Assalamu’alaikum Wr. Wb
untuk jadi ahli syukur, maka yang harus dilakukan ya latihan bersyukur . mari terus melatihnya .
mas, linknya segera terpasang .
——————————————————————-
Apr 30, 2010 @ 17:32:59
“……maka nikmat tuhan, manakah yang kamu dustai..?
artikel yang menarik pak aziz
—————————————————————————
Apr 30, 2010 @ 21:33:09
ngomong-ngomong tentang “mendapatkan” sebenernya setiap saat manusia itu selalu mendapatkan, tanpa sadar kedipan mata adalah nikmat yang sangat besar. sebenarnya manusia kurangnya kurang bersyukur karena terlalu sering dan banyak dalam mendapatkan…
———————————————————————-
May 02, 2010 @ 10:53:17
Assalamualaikum ww.. Pak Abdul Aziz mengingatkan saya akan beberapa kejadian yang saya alami kemudian ada hubungannya dengan kejadian berikutnya..
Subhanallah Maha Sempurna Allah yang mengatur alam semesta dan seisinya
————————————————————–
May 02, 2010 @ 14:59:17
Semoga kita termasuk orang2 yg selalu bersyukur.
Karena menyadari, apapun yg diberikan oleh Allah swt, semata hanya utk kebaikan kita saja.
salam
——————————————————————————
May 27, 2010 @ 09:37:37
Benar Pak Aziz.Doa selalu dipanjatkan:”Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku senantiasa untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan atasku dan atas kedua ibu bapakku, dan anugerahkanlah kepadaku kesanggupan melakukan amal shalih yang Engkau ridhai dan masukkanlah daku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamb-Mu yang shalih.” (QS An Naml:19)
—————————————————–
May 31, 2010 @ 22:46:10
Terima kasih pak Azis atas silaturahminya,
Sy masih di m’sia untuk penyelesaian s3, mhn doanya agar diberi kemudahan penyelesaian dan cepat kembali ke tanah air.
Mhn ijin memberi tulisan ttg bersyukur, bersyukur memang harus dilatih dan memang kuncinya adalah melihat semua aktifitas kita dalam 24 jam harus yakin itu datangnya dari ALLAH SWT. Tidak ada yg salah sedikitpun walau itu banyak bertentangan dg keinginan hati dan planning kita. Jika kita bisa memakai helicopter view tsb, insya allah kita akan semakin berterima kasih dan bersyukur kepadaNYA, kadang air mata ini tidak terasa menetes karena sangking kasih sayangNYA ALLAH SWT kepada kita.
Sekali lagi memang harus diulang nilai rasa 24 jam saat ini, besok, lusa dst. Insya allah ibarat membuat patung, lama-lama kelamaan bentuk yg diinginkan ALLAH SWT kepada kita akan semakin paham dan jelas. Spt crita raja yg bapak sampaikan di atas.
Matur nuwun ya pak atas kunjungannya.
Sukses selalu dan salam kepada smua klg, sahabt dan rekan semuanya.
Hormat kami dengan kasih sayang yang mendalam
Quantum Illahi.
————————————————-
Oct 18, 2019 @ 04:45:13
Sangat bermanfaat..