FRASA-FRASA indah seperti equality before the law, equality under the law, equal justice under law dan legal egalitarianism kadang sudah tidak banyak bermakna lagi. Bahkan walaupun sudah dijadikan motto resmi suatu pemerintahan, seperti equality before the law yang menjadi motto Negara Bagian Nebraska, AS. Sedangkan frasa equal justice under law terukir dengan kokoh di bagian depan gedung mahkamah agung AS di Washington D.C.
Prancis yang sejak zaman baheula memiliki kebanggaan dengan mottonya liberte, egalite et fraternite ( kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan ), tapi realitas sosial dan politiknya berkata lain. Pemerintah Prancis pada tahun 1998 mempublikasikan sebuah survei mengenai sikap rakyat Prancis terhadap ras. Hasilnya menunjukkan 38 persen warga mengaku dirinya sebagai rasis. Dan ini berarti dua kali lipat lebih tinggi daripada hasil survei serupa di Jerman maupun di Inggris. Kemungkinan besar kalau survei itu dilakukan lagi sekarang di berbagai negara-negara Eropa dan Amerika , hasilnya akan lebih tinggi.
Perlakuan rasis rakyat Prancis ini terutama ditujukan kepada warga imigran yang berasal dari Afrika, warga berkulit hitam, warga Muslim dan kaum Yahudi. Warga imigran ini merupakan pendatang dari negara-negara bekas koloni Prancis. Bentuk rasisme yang paling mencolok adalah perusakan dan grafiti terhadap makam-makam kaum Muslim maupun Yahudi, perusakan terhadap masjid maupun sinagoga Yahudi dan berbagai blasphemy lainnya, serta — tentu saja — penyerangan fisik.
Senin malam, 24 Mei 2004, Patrick, pemuda berkulit hitam asal Reunion Island (sebelah timur Madagaskar), berjalan kaki pulang ke rumahnya di sebuah kawasan di Paris. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Jalanan sangat sepi sehinggga ketika lampu lalu lintas bagi penyeberang berubah merah, Patrick tetap menyeberang. Rupanya ada polisi di dekat situ, dan Patrick ditahan dengan tuduhan melanggar lampu lalu lintas. Masalahnya, Patrick merasa diperlakukan dengan tidak sopan oleh sang polisi sehingga ia tidak menerima. Akibatnya, Patrick justru diperlakukan lebih keras lagi. Ia melawan dan akhirnya ia dipukuli. Patrick kemudian dibawa ke markas polisi dan dibiarkan tergeletak di bangku.
Dua orang polisi yang melihat kondisinya yang parah langsung membawanya
ke rumah sakit. Ia langsung dioperasi saat itu juga. Keluar dari rumah sakit, Patrick membawa luka yang tak tersembuhkan. Ia impoten seumur hidup. Lebih dari itu, ia harus menghadapi luka batin sebagai korban rasisme di negerinya. Kesalahannya hanya satu, ia berkulit gelap ( Kompas, 14 Februari 2005 ).
Berbeda dengan Patrick, Furtunah nasibnya jauh lebih beruntung. Ia seorang berkulit hitam yang miskin, hidup hampir 14 abad yang lalu, yaitu tahun 100 hijriah.
Furtunah mengadu kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz bahwa pagar rumahnya terlalu rendah, sehingga dapat dengan mudah dipanjat pencuri dan mengambil ayamnya. Ia menyatakan bahwa pemerintah tidak bisa menjaga keamanan dan menjamin rasa aman warganya. Setelah khalifah menerima surat pengaduan itu, sang khalifah segera membalas, menerangkan bahwa ia telah memerintahkan Gubernur Mesir, Ayub bin Syarhubail mengurus hal itu.
Kepada gubernur, Khalifah menulis,”Furtunah, hamba sahaya yang telah dimerdekakan mengadukan bahwa pagar rumahnya terlalu rendah, sehingga pencuri pernah masuk dan mencuri ayamnya. Dia memohon supaya ditolong oleh pemerintah mempertinggi pagar itu. Maka sesampai suratku ini kepadamu, engkau sendiri pergi ke rumah itu, segera perkokoh dan pertinggi pagar rumahnya”.
Setelah Gubernur Ayub menerima surat perintah Khalifah itu, segera perintah dilaksanakannya. Dia sendiri pergi dengan mengendarai kudanya ke Jizah, mencari seorang wanita bernama Furtunah, sampai ditemukan rumahnya. Rupanya Furtunah seorang wanita hitam yang miskin. Ayub telah melaksanakan perintah Khalifah, rumah Furtunah telah diperkokoh dan pagarnya telah dipertinggi dengan anggaran belanja negara. ( Gema Islam, No. 10, Tahun I, 15 Djuni 1962 / 12 Muharram 1382 , hlm 3 ).
Rasisme dan diskriminasi adalah penyakit sosial yang sama tuanya dengan sejarah peradaban manusia. Tetapi, selalu ada titik terang untuk mewujudkan kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Kebebasan dari rasa takut, kesetaraan di depan hukum dan dalam kehidupan sosial politik, serta persaudaraan yang tidak memandang perbedaan warna kulit , ras, ataupun status sosial.
Allah SWT di dalam Al-Quran dengan tegas menyatakan kemuliaan, kesetaraan , dan persamaan hak manusia walaupun berbeda bangsa dan suku.
Manusia merupakan puncak penciptaan dari segala makhluk-Nya :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. ( QS At-Tîn [ 95 ] : 4 ).
Seluruh manusia ( anak cucu Adam AS ) telah dimuliakan Allah :
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam” ( QS Al Isrâ [ 17 ] : 70 ).
Dan kemuliaan seseorang ditentukan oleh ketakwaannya :
“ … , sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. ( QS Al Hujurât [49] : 13 ).
Wa Allahu ‘alam bi ash-shawab.
Gambar :
Cianjur, Selasa, 25 Mei 2010 | 10 : 15
May 25, 2010 @ 10:40:29
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
Perbedaan seharusnya menjadi sebuah rohmah bagi kita semua
—————————————-
May 25, 2010 @ 17:09:23
Allahu rabbi… keadilan Islam memang bicara dg amat keras, tetapi “telinga” peradaban lain kadang tuli akan fakta ini.
“Barat” yg gencar mengkampanyekan “human rights”, kita menjumpai mereka sendiri tidak konsisten melaksanakannya. Sama dg soal ekonomi seperti yg saya tuliskan pak… “Barat” meminta kita menjalankan “pasar bebas”, sementara mereka sendiri malah “menutup diri” dari serbuan barang2 dari negara berkembang..
——————————————–
May 26, 2010 @ 06:30:56
Assalamualaikum ww , barat sih selalu double standards – human right? bagaiamana dengan kaum asli indian dan aborigin? – salam saya
————————————————–
May 26, 2010 @ 12:40:47
leres pak..memang sok sering terjadi diskriminasi dan rasisme yang masih saja dilegalkan..aduh saya termasuk kulitnya berwarna apa y..hihi
——————————————————-
May 27, 2010 @ 09:35:39
masih ada ya dijaman sekarang ini hal2 seperti ini pak,sedih rasanya.
semoga kita punya pemimpin2 sekaliber umar ya pak kelak,yg bisa mengayomi dengan baik 🙂
———————————————–
May 28, 2010 @ 09:24:54
padahal manusia diciptakan bersuku-bangsa dengan segala perbedaan untuk saling mengenal..
Maaf pak lama gag update, link blognya sudah terpasang 🙂
—————————————-
May 28, 2010 @ 11:06:54
Mungkin kalau di negeri kita diadakan penelitian hasilnya juga akan sangat mengejutkan, Pak. Kalau kita perhatikan memang semakin ke sini sentimen golongan dan kedaerahan seakan semakin meruncing, apalagi pasca di belakukannya otonomi daerah.
————————————————-
May 28, 2010 @ 14:37:07
diskriminasi terjadi biasannya karena kurangnya pemahaman untuk saling menghormati dan saling mengenal satu sama yang lain.. terkadan hal itu terjadi karena aturan yg membolehkannya.. misalkan di prancis yg melarang pemakaian cadar bagi wanita (sanksi denda)..ini melanggar asas kebebasa seseorng diwilayah prancis yg aturan dasarnya bebas.. salah satu bentuk diskriminasi inilah yg menyebabkan perpecahan umat krn sud menyangkut ideologi kepercayaan.. jd menurut saya semua berada pada pemimpin yg memimpin dalam negara tersebut.. harus adil dan tegas terhadap rakyatnya.. :
————————————————-
May 28, 2010 @ 16:59:53
sampai kapan pun, yang namanya ketidak adilan pasti ada. mungkin kita harus menunggu sampai Imam Mahdi turun agar dajjal dan kroni-kroninya bisa ditumpas.
——————————————————-
May 28, 2010 @ 17:08:17
Perbedaan yang sebenarnya akan memperlihatkan apakah manusia itu sebagai manusia..atau sebagai selain manusia, karena manusia di ciptakan sama dari sari yang di ambilkan dari tanah, jika manusia sudah memperlakukan manusia lainnya dengan tidak manusiawi, maka perlu di pertanyakan apakah di pantas di sebut manusia…
apakah terlalu mbulet ya…
——————————————————-
May 28, 2010 @ 17:19:26
Subhanallah…..kutipan ayatnya senada dengan blog nya
————————————————–
May 28, 2010 @ 20:50:26
postingan yang menarik dan mencerahkan, mas azis. itulah sebabnya, islam itu rahmatan lil alamin. nilai2 demokrasi benar bisa tumbuh dan berkembang dengan memperlakukan semua warga bangsa memiliki kedudukan yang sama berdasarkan nilai persaudaraan, kesamaan, dan kebebasan. terima kasih postingannya, mas azis.
———————————————–
May 28, 2010 @ 22:13:05
di masa apapun perbedaan itu pasti ada
p cabar,bang
salam hangat dari blue
——————————————————
May 28, 2010 @ 22:40:57
Hidup dan mati merupakan ajang persaingan amal manusia. Karena manusialah yang diberi beban untuk menjalankan segala aturan yang telah ditetapkan kepadanya oleh Tuhan. Dengan daya nalarnya manusia dapat memilah dan memisahkan antara yang baik dan yang buruk. Dengan begitu Tuhan dapat mengevaluasi yang terbaik amalnya di kalangan manusia.
Manakala Allah memberikan kita karunia, Allah ingin kita menyadari kabaikanNya.
Manakala Allah membuat kita kehilangan Allah ingin menunjukan kepada kita kekuasaanNya yang luar biasa.
Allah menginginkan membuat kita paham bahwa Allah menampakan diriNya kepada kita dalam anugrahNya.
Cerahkan hati dengan pancaran sinar Illahi
Tebarkan kedamaian dengan cinta kasih dan kelembutan.
Tetaplah berkarya mengisi kreatifistas dengan pancaran cahaya Illahi
Karyamu tetap dinanti…….
——————————————-
May 29, 2010 @ 02:44:41
sepertinya rasisme, diskriminasi, dan sejenisnya ..
akan selalu ada .. sehingga akan selalu ada orang-orang yang berjuang ,,,
— maaf ah kok jadi ngawur komen saya .. 😀
————————————————–
May 29, 2010 @ 17:13:25
Kalo boleh dilihat negara kita juga sudah mulai hal-hal seperti itu ya pak… 😦 ….
Semoga kita tidak melupakan nilai2 keislaman ini bahwa kita adalah sama dimata Allah SWT…..
Jadi terbayang ka’bah dan peristiwa haji… tiada perbedaan disana T_T
——————————————-
May 29, 2010 @ 21:41:48
saya rasa Indonesia terlalu baik sama imigran gelap ya Pak..
——————————————-
May 29, 2010 @ 21:42:57
Tetapi dengan banyaknya suku dan ras didunia ini menjadi dunia ini rame .
Coba kalo satu macem pasti bosen lihatnya aja 😀
————————————————–
May 29, 2010 @ 21:43:36
Mantep Pak artikelnya hatur nuhun
———————————–
May 30, 2010 @ 07:00:09
Rasisme kadang selalu ada disekitar kita, kita sendiri kadang menganggap suku, keluarga, atw bangsa kita lebih hebat. Perlakuan beberapa negara yg mayoritas kafir terhadap orang-orang Islam kadang masih spt itu kang,naudzubillah…
andaikan sekarang kita memiliki khalifah seperti Umar bin ‘Abdul Aziz’, ….
——————————————
May 30, 2010 @ 07:38:48
Account Anda telah disetujui admin INDOTOPTEN.com, login dan copy paste banner untuk mengetahui riwayat statistik dan rangking situs Anda..
Terima kasih…
—————————————–
May 30, 2010 @ 21:05:50
heuheuy… selamat kang Abdaz
—————————————————
May 30, 2010 @ 10:00:06
Assalaamu’alaikum Pak Abdaz
Alhamdulillah, senang dapat berkunjung dan bertemu dengan Pak Abdaz walau hanya di maya. Semoga sihat hendaknya. Mohon maaf juga kalau lama sudah didak bersapa. Mudahan apa yang kita lalui semuanya diredhai Allah.
Dunia ini sudah hilang kedamaian dan keamanannya oleh tingkah kurang ajar segelintir manusia yang hidup bersistemkan nafsu bagi menjadikan hidupnya lebih berkuasa.
Diskriminasi berlaku di mana-mana dan sudah berakar umbi di jiwa manusia. Kedatangan Islam melalui lidah Rasulullah saw sebagai pembawa rahmat yang unggul untuk serata alam bagi menyeru bahawa manusia punya hak masing-masing yang sudah ditetapkan oleh Allah sebagai penghuni di muka bumi ini. Itulah yang mencantikkan Islam berbanding agama-agama lain dan apa sahaja idealisme-odealisme yang diagungkan manusia.
Salam mesra selalu buat Pak Abdaz dan keluarga di Indonesia.
———————————————
May 30, 2010 @ 17:58:53
Postingan yang menginspirasi, saat di depan cermin:
“Ya Alloh SWT, sempurnakanlah akhlaqku dengan akhlaqul karimah sebagaimana telah Engkau sempurnakan penciptaan atasku.” Amien.
Terima kasih dan mohon kunjung balik Pak Aziz.
———————————–
May 30, 2010 @ 21:04:08
entah masih ada kaitannya ato nggak dengan tulisan ieu kang, saya mah liat perseteruan persija dengan persib aja udah geregetan
salam hangat ti sim kuring 😆
—————————————————–