Mendidik Anak dengan Keteladanan dan Pembiasaan


KONSEP dan persepsi keagamaan pada anak dipengaruhi oleh unsur dari luar diri mereka. Hal ini terjadi karena sejak usia dini telah melihat, mendengar , mengenal , dan mempelajari hal-hal yang berada di luar diri mereka. Mereka telah melihat dan mengikuti apa-apa yang dikerjakan dan diajarkan orang dewasa dan orang tua mereka tentang sesuatu. ”Orang tua mempunyai pengaruh terhadap anak sesuai dengan prinsip eksplorasi yang mereka miliki” ( Ramayulis, 2005 : 81).

Dalam kehidupan sehari-hari perilaku keagamaan yang dilakukan anak-anak pada dasarnya mereka peroleh dari meniru. Shalat berjamaah misalnya mereka lakukan merupakan hasil melihat perbuatan itu di lingkungannya, baik berupa pembiasaan ataupun pengajaran khusus yang intensif. Sehinggga sifat meniru yang dimiliki anak ini merupakan modal yang positif dan potensial dalam pendidikan keagamaan pada anak.

Sejak fase-fase awal kehidupan, seorang anak banyak sekali belajar melalui peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang-orang di sekitarnya, khususnya dari kedua orang tuanya.

Kecenderungan anak meniru dan belajar melalui peniruan, menyebabkan keteladanan menjadi sangat penting artinya dalam proses pembelajaran. Firman Allah SWT dalam surah Al Ahzab ( 33 ) ayat 21 :

َ لَقَدْ كََا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْ لِ اللّهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…”.

Agar anak  meniru sesuatu yang positif dari gurunya atau orangtuanya, maka guru dan orang tua  harus menjadikan dirinya sebagi uswatun hasanah dengan menampilkan diri sebagai sumber norma, budi yang luhur, dan perilaku yang mulia.

Dengan demikian ketaatan kepada ajaran agama merupakan kebiasaan yang menjadi milik mereka, yang dipelajari dari orang tua maupun guru. Bagi anak sangat mudah untuk menerima ajaran dari orang dewasa walaupun ajaran itu belum mereka sadari sepenuhnya manfaat ajaran tersebut.

Berawal dari peniruan dan selanjutnya dilakukan pembiasaan di bawah bimbingan guru dan orang tua, anak akan semakin terbiasa. Bila sudah menjadi kebiasaan yang tertanam jauh di dalam hatinya, anak itu kelak akan sulit untuk berubah dari kebiasaannya itu. Ia, misalnya, akan melakukan shalat berjamaah bila waktu shalat tiba, tidak akan berpikir panjang apakah shalat dulu atau melakukan hal lain, apakah berjamaah atau nanti saja shalat sendirian. Hal ini disebabkan karena kebiasaan itu merupakan perilaku yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan terlebih dahulu, berlangsung begitu saja tanpa dipikirkan lagi.

Dengan demikian seseorang dalam keberagamaannya haruslah senantiasa meniru , meneladani yang dicontohkan Rasulullah SAW. , kemudian membiasakannya.

Wa Allahu ‘alam bi ash-shawab.

RUJUKAN :

Ramayulis . 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam . Jakarta : Kalam Mulia

Cianjur, Sabtu, 5 Juni 2010 | 23 :58

14 Comments (+add yours?)

  1. didot
    Jun 06, 2010 @ 05:15:23

    yuk kita ngasih contoh yg baik ,menjadi teladan yg baik dengan juga meneladani teladan terbaik yaitu rasullulah 🙂

    *themenya sama dengan OM NH nih pak 😛

    Reply

  2. Eyangresi313
    Jun 06, 2010 @ 08:14:51

    Hidup merupakan suatu ramalan yang menjadi kenyataan sendiri; kita selalu dapat apa yang kita inginkan dalam kehidupan ini; akan tetapi dalam jangka panjang biasanya kita akan memperoleh apa yang kita harapkan; dan semua itu merupakan proses perjalanan doa kita yang selalu kita panjatkan kepada-Nya. Takdir bukan menjadi ketetapan yang baku dari Tuhan, bila kita mau merubahnya. Asalkan kita tidak melakukan suatu pengkhianatan terhadap doa kita sendiri.

    Cerahkan hati dengan pancaran sinar Illahi
    Tebarkan kedamaian dengan cinta kasih dan kelembutan.
    Tetaplah berkarya mengisi kreatifistas dengan pancaran cahaya Illahi
    Karyamu tetap dinanti…….

    Reply

  3. kakve-santi
    Jun 06, 2010 @ 20:40:42

    assalamualaikum wr wb…
    sementara, saya belum menikah pak 🙂

    Reply

  4. sedjatee
    Jun 07, 2010 @ 07:24:19

    sangat tepat.. pendidikan pertama anak-anak adalah dari keluarga
    menjadi orangtua yang baik adalah investasi berharga bagi pedidikan anak
    salam sukses.

    sedj

    Reply

  5. nurrahman
    Jun 07, 2010 @ 09:40:58

    wah klo kyk gini,saya masih awam pak 😀

    Reply

  6. Usup Supriyadi
    Jun 07, 2010 @ 12:26:32

    itu pula yang diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya, ketika ia mendapatkan pengajaran di Allah, maka yang pertama ialah, ia mengaplikasikan pada dirinya sendiri, lalu mengajarkan dengan bentuk pembiasaan dan keteladanan. Wa Allahu A’lam

    Reply

  7. kopral cepot
    Jun 07, 2010 @ 13:36:57

    Penting buat mendidik anak2 di rumah 😉

    Reply

  8. Sawali Tuhusetya
    Jun 07, 2010 @ 16:48:23

    ya, benar banget, mas azis. rujukan yang digunakan anak2 dalam mind-set keagamaan mereka adalah lingkungan dan orang tua. semoga kita bisa menjadi contoh yang baik buat anak2 kita, shg mereka memiliki kebiasaan dan kultur yang baik pula. salam.

    Reply

  9. Dangstars
    Jun 07, 2010 @ 16:59:43

    Sangat setuju Pak,,sebab Anak adalah cermin orang tua,,
    Orang tua nya hadehate anakna pasti hadehate,,
    Walau gak semuanya
    Haturnuhun artikelna

    Reply

  10. Komunitas Salesman
    Jun 07, 2010 @ 17:23:15

    Era digital yang mengelora ini mau tidak mau menjadikan kita musti waspada terhadap tingkah laku anak kita.
    Sikap perilaku yang baik akan menjadi teladan bagi mereka.
    Salam Kenal

    Reply

  11. M Mursyid PW
    Jun 07, 2010 @ 18:33:30

    Memang salah satu yang paling atama harus dilakukan oleh orang tua adalah memberi contoh. Saya sendiri masih merasa sangat jauh dari itu.
    Terima kasih telah kembali diingatkan, Pak.

    Reply

  12. kang ian
    Jun 09, 2010 @ 19:30:45

    leres pak..memang ai murangkalih mah komo mun masih alit, ngajaran na gampil da pastina sok ningali ka jalmi anu pangcaketna nya dina perkawis ieu mah anu berperan penting teh sepuhna..mangkana nu janten sepuh kedah ngajaran anu lerse ka murangkalihna beh murangkalih ge kenging contoh anu sae oge..
    haturnuhun pak ^^

    Reply

  13. Keping Hidup
    Jun 10, 2010 @ 06:20:12

    Assalamu’alaikum ww.. pak Abdul Aziz saya setuju dengan keteladan, kalau mengingatkan melalui nasehat hanya ingat 20% (kemudian lupa) tapi melalui contoh keteladan akan ingat 80% – salam saya untuk bapak dan keluarga semoga selalu dalam lindungan Allah SWT amiin

    Reply

  14. manudoh
    Sep 14, 2010 @ 21:21:17

    baca juga Yang Perlu Diketahui tentang Keteladanan dalam Mendidik Anak di link berikut:

    http://forget-hiro.blogspot.com/2010/05/yang-perlu-diketahui-tentang.html

    ——————————————————

    Terima kasih infonya.

    Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

IP
My Popularity (by popuri.us)
%d bloggers like this: