Oleh : Dr. H. SAEFUL MILLAH, M.Sc. — KepalaDinas Pendidikan Kabupaten Cianjur
DALAM kajian psikoantropologis, setiap tindakan manusia pasti memiliki maksud “kebaikan”, setidaknya dalam persepsi yang menjadi milik si pelaku. Bahwa tindakannya itu menghancurkan kemanusiaan manusia, bahwa tindakannya itu menimbulkan kegetiran orang lain, bahwa tindakannya itu menuai banyak kecaman dan kutukan orang, dalam benak pelaku muncul perasaan, emangnya gue pikirin.
Itulah salah satu potret dari sikap dan perilaku manusia yang oleh Erich Fromm (2000), pakar psikososial, disebut dengan narsisisme, sebuah gejala kejiwaan yang saat ini pas dialamatkan kepada bangsa Israel. Bangsa yang karena merasa dirinya paling suci dan benar, karena sikap arogansi dan kecongkakannya, sebut pula karena ambisi narsistiknya, begitu saja mengabaikan kecaman banyak pihak atas tindakan biadab dan kejinya terhadap kemanusiaan manusia. Saking biadab dan kejinya, siapa saja bisa jadi korban dengan alasan pembebasan diri.
Manusia narsistik selalu menjadikan tubuhnya sebagai pusat orientasi dalam membangun identitasnya. Maka bisa dimengerti kalau kelompok manusia yang narsistik sulit bisa melakukan empati, bahkan membangun relasi sosial dengan yang lain kecuali yang merupakan bagiannya. Lebih jauh, ketika yang lain itu dianggap sebagai ancaman, apa pun bisa dilakukan, melalui tindakan biadab dan brutal sekali pun. Hal ini persis seperti yang dilakukan bangsa Israel. Itu pula sebabnya, klaim bahwa hanya kelompoknya yang merupakan manusia paling mulia, manusia pilihan, manusia paling suci, sama sekali tidak akan dianggapnya sebagai ungkapan yang berlebihan.
Kelompok manusia dengan penyakit kejiwaan ini cenderung arogan, congkak atau sombong, bahkan nekat. Yang terjadi kemudian, lahirnya semacam absolutisme moral. Bagi kelompok dengan penyakit mental ini, moralitas adalah “kami”, keadilan adalah “kami”, bahkan kebenaran itu pun adalah “kami”. Itu pula sebabnya, kelompok manusia yang narsistik cenderung tidak akan pernah merasa dirinya salah, apalagi mau disebut jahat atau biadab, persis seperti sikap bangsa Israel. Sikap dan perilaku manusia yang narsistik juga terefleksikan dalam ambisinya untuk selalu membahagiakan diri, memenangkan diri, mendominasi, dan lainnya yang bermuara pada pemenuhan kepentingan dan kepuasan dirinya tanpa sama sekali menghiraukan penderitaan pihak yang ditindasnya, bangsa Palestina.
Yang menarik, kata Fromm, orang, kelompok, atau bangsa dengan penyakit narsistik yang akut, acapkali memaksakan dirinya untuk menjadi tenar. Kalau tidak begitu, mereka justru akan mengalami depresi dan bahkan sakit jiwa. Baginya, menjadi manusia atau kelompok yang tenar praktis akan menjadi obat depresi atau sakit jiwa yang dialaminya.
Karena ambisi narsistiknya pula, bangsa Israel cenderung hipokrit, penuh dengan kepura-puraan, dan kebohongan. Israel mengklaim dirinya mempertahankan diri hanya untuk menghancurkan bangsa lain. Tegasnya, mereka selalu berpura-pura ingin membebaskan, padahal niat yang sesungguhnya bermaksud menaklukkan, bahkan menghancurkan.
Bagi kaum zionis ini – persis seperti yang menjadi falsafah hidup Thomas Hobbes – tidak ada kenikmatan lain dalam memelihara eksistensinya kecuali menguasai dan mendominasi pihak lain. Bahkan untuk memelihara sikap narsistiknya, mereka tak pernah bakal risau menyuarakan perang terhadap lawannya. Kecenderungan tersebut diperkuat oleh perasaan dendam yang berlebihan yang juga merupakan karakteristik lain dari bangsa yang narsistik.
Dalam kajian psikoanalisis, narsisisme juga merupakan salah satu sumber utama penyebab munculnya perilaku agresi. Maka bisa dimengerti ketika sedikit saja perasaan atau simbol narsisismenya terusik, bangsa ini akan segera bereaksi dengan penuh kemarahan dan sikap menyerang yang amat sangat. Itulah yang sedang dan selalu dilakukan bangsa Israel.
Celakanya, apa saja yang dilakukan Israel selama ini ternyata selalu memperoleh restu dan bahkan dukungan dari Amerika Serikat yang juga sama-sama telah mengidap penyakit narsisisme.
Harus dihentikan
Jika dirinci, sesungguhnya masih banyak karakteristik yang bisa diangkat untuk menjelaskan sikap dan perilaku ganjil sosok manusia atau bangsa Israel yang memang sudah terjangkit penyakit narsisisme yang demikian akut itu. Namun dengan itu saja cukup untuk menegaskan, betapa besar risiko dan bahayanya membiarkan begitu saja kebiadaban dan kebrutalan bangsa Israel.
Dengan alasan untuk melindungi eksistensinya, dengan dalih untuk menghancurkan terorisme, siapa tahu negara-negara Arab lainnya kelak akan dijadikan target kebiadaban Israel dalam rangka memenuhi ambisi narsistiknya, dan karenanya harus segera dihentikan. Tentu saja tidak melalui kekutan fisik atau militer yang hanya akan menambah ancaman bagi keamanan global, melainkan melalui gerakan nurani dan moral dunia yang diharapkan mampu menghancurkan atau setidaknya mengurangi ambisi narsistik Israel.
Berbagai bentuk kecaman sampai kutukan, termasuk melalui kegiatan unjuk rasa atau bentuk kegiatan lainnya, adalah salah satu pilihan kegiatan yang bisa dan mesti kita lakukan. Bahkan, lepas dari ada atau tidak ada dampaknya, tulisan singkat ini juga sengaja diangkat dengan satu niat mulia, mengutuk dengan keras tindakan brutal dan biadab kaum zionis yang memang sudah sangat melewati batas-batas kemanusiaan.***
Sumber : Pikiran Rakyat , Jum’at, 04 Juni 2010
Source URL : http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib= beritadetail&id=142925
Pics © http://www.iviews.com
Cianjur, Senin, 7 Juni 2010 | 20 : 47
Jun 07, 2010 @ 21:05:28
Zionis memang kejam.. hikss hikss..
hanya Allah lah yang tahu bagiaman lia sangat membenci mereka pak 😦
Jun 08, 2010 @ 09:59:52
blokade semua produk zionis……..
Jun 08, 2010 @ 11:27:55
Assalamu’alaikum pak abdaz….
Israel memangterkutuk yah pak….
😦
semoga mereka mendapat balasan yg setimpal…
amin….
Jun 08, 2010 @ 12:45:26
Habunallahu wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashiir
Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil aliyil azhiim
Jun 09, 2010 @ 12:40:46
namanya juga bangsa kera dan babi,
wajarlah tak tahu malu, dan narsistik. tapi itu tidak bisa dibiarkan, karena tugas kita adalah membumikan kalimah Allah,
Khaibar khaibar ya yahud jaisyu Muhammad saufa ya’ud
Tunggu saatnya hai yahudi, tentara Allah kan kembali
Kobarkan perang suci, bebaskan seluruh negeri
Jiwa-jiwa pemberani maju meski harus mati
Ingatlah wahai diri, syurga Allah tlah menanti
Tinggalkan semua mimpi, berjihad teguhkan hati
Khaibar khaibar ya yahud jaisyu Muhammad saufa ya’ud
Derap tank senjata berat, jangan surutkan langkah
Lontar batu penuh semangat, yakin kita takkan kalah
Bom syahid mengguncang bumi, tebar takut kaum yahudi
Bebaskan palestina, bebas dari durjana
Majulah wahai jiwa, jadilah kau syuhada
Munsyid : Ar-Ruhul Jadid
Jun 09, 2010 @ 19:17:04
setuju banget dengan epilog tulisan ini…
dahulu: firaun melakukan genosida atas Bani Israel
dahulu: Nazi menumpas yahudi
sepertinya jelas: yahudi israel layak diperangi
salam sukses..
sedj
Jun 09, 2010 @ 22:34:20
Kunjungan Balik Pak…Semoga kita tidak meniru mereka
Jun 10, 2010 @ 05:43:02
Wah narses. ,bnr2 anarki yg membudaya. .
Jun 10, 2010 @ 06:26:56
Assalmualaikum ww.. wah pak kalau berbicara Palestina – saya takut ditanya Allah kelak apa yang sudah kamu lakukan untuk saudaramu di Palestina? Astagfirullahalazim…
Setuju! harus dihentikan – free Gaza – free Palestine – LOVE for Palestine..
Jun 10, 2010 @ 11:46:53
Iraha kang atuh urang ngersakeun kaditu jiga dulur urang ti bulan sabit merah, waraniannya batur mah.
Jun 11, 2010 @ 12:46:19
cuma allah deh ke na yg bisa kasi pelajaran,….
krn kekuasaan allah kan g da batasnya,…
Jun 11, 2010 @ 14:54:46
Benarlah apa yang Al-Quran nyatakan tentang Yahudi..
Jun 11, 2010 @ 16:45:06
Zionis memang sudah dari sononya tinggal menunggu waktu … beruntunglah kita berada dalam golongan umat Nabi Muhammad SAW
Jun 11, 2010 @ 23:41:46
salam kenal Pak… Blognya bagus 🙂
Jun 12, 2010 @ 22:25:54
maklumlah israel gan 😀
Jun 13, 2010 @ 23:08:29
Israel…. bangsa Biadab….
Jun 20, 2010 @ 22:18:56
Wah..kejem banget tuh
Jun 20, 2010 @ 22:19:33
Berbahaya sangat berbahaya
Jun 21, 2010 @ 11:04:16
Ada pula yang mengatakan bahwa Israel menanggung beban berat lantaran merasa menjadi bangsa pilihan Tuhan. Menjadi beban lantaran tidak ada bangsa lain yang mengakuinya. Bahkan cenderung meremehkannya.
Beban lain adalah 200 hulu ledak nuklir yang dimilikinya. Untuk apa hulu ledak nuklir sebanyak itu? inilah yang juga menjadi cemoohan bangsa lain….
Jun 27, 2010 @ 17:57:05
hehehe ada yah bangsa yang narsis kaya gituh ^^
==
Yuk..Perbaiki Wudhu Kita
Jun 29, 2010 @ 12:11:19
orang narsis yg merusak sudah barang tentu harus dihindari kalau perlu dilawan.
WKF sdg menunggu tulisan terbaru dari pak Aziz
salam persahablogan