IMAM AL-GHAZALI dalam bukunya yang terkenal, Ihya’ ‘Ulumiddin menyebutkan bahwa pada malam nishfu Sya’ban ada shalat khusus. Ia menyatakan,”Pada malam lima belas bulan Sya’ban, ada shalat 100 rakaat. Setiap dua rakaat membaca salam. Setiap rakaat membaca surah al-Fatihah, dilanjutkan dengan surah al-Ikhlash 11 kali. Atau bisa juga shalat 10 rakaat. Setiap rakaat membaca surah al-Fatihah lalu membaca al-Ikhlas 100 kali.” Benarkah ada shalat nishfu Sya’ban?
Al-Ghazali mengatakan hal itu berdasarkan riwayat dari al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Al-Hasan berkata,”Aku telah diberitahu 30 orang shahabat Rasulullah SAW, bahwa barangsiapa melakukan shalat malam nishfu Sya’ban, maka Allah akan memandangnya 70 kali, dan dari setiap pandangan dikabulkan 70 hajatnya, dan hajat yang paling rendah adalah pengampunan dosanya.” ( Baca juga : Nisfu Sya’ban )
Syekh Sayyid Imran menguji validitas hadits-hadits yang ada dalam buku Ihya’ Ulumiddin. Menurutnya,”Dalil yang dipakai al-Ghazali itu bathil. Dan di sana ada riwayat lain yang menyebutkan adanya perintah dari Rasulullah tentang shalat pada malam nishfu Sya’ban yang diriwayatkan Ibnu Majah, tapi hadits tersebut dinyatakan oleh para ulama hadits sebagai hadits dhoif (lemah)”.
Di negeri kita ada juga bentuk lain dari shalat malam nishfu Sya’ban yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat Muslim. Mereka melakukan shalat sunnah dua rakaat seusai shalat maghrib di malam nishfu Sya’ban. Sesudah shalat, membaca surah Yasin 3 kali. Pertama, untuk memohon panjang umur. Kedua, memohon rizki. Ketiga, memohon tetap iman dan khusnul khatimah. Lalu berdoa dengan doa khusus.
Ada juga hadits yang lain tentang disyariatkannya shalat pada malam nishfu Sya’ban, yang tentunya palsu, yaitu : “Barangsiapa yang menghidupkan malam dua hari raya (Fithri dan Adhha) dan malam pertengahan bulan Sya’ban, maka hatinya tidak akan mati saat hati-hati lainnya mati.”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam bukunya Al-Ilal . Dan ia menyatakan hadits tersebut palsu, karena pada sanadnya terdapat perawi yang banyak memiliki catatan kurang baik.
Imam al-Qari, penulis buku Al-Umdah (penjelasan Buku Shahih al-Bukhari) mengatakan,”kalau ada hadits yang menyeru shalat 100 rakaat pada malam nishfu Sya’ban dengan membaca surah al-Ikhlash 10 kali dalam setiap rakaat adalah palsu.”
Sedangkan Ali bin Ibrahim menyatakan shalat malam nishfu Sya’ban itu bid’ah.Tidak ada satu pun hadits atau atsar yang menjelaskan hal itu, kecuali hadits lemah sekali atau palsu.
Kebanyakan ulama Hijaz seperti Atha’, Ibnu Abi Mulaikah, para ahli fiqih Madinah dan murid-murid Malik menolak shalat nishfu Sya’ban, dan mereka mengatakan,”Semua itu bid’ah”.
Sedangkan Imam an-Nawawi, seorang ulama terkenal dalam mazhab Syafi’i menegaskan,”Shalat Rajab dan shalat Sya’ban adalah dua bid’ah yang mungkar dan buruk. Jangan terpedaya dengan apa yang tertulis dalam Kitab Qutul Qulub dan Ihya ‘Ulumiddin, atau hadits yang menjelaskan adanya dua shalat tersebut, karena semuanya bathil.”
Memang kita mengetahui keutamaan bulan Sya’ban ini, tapi kita tidak boleh melakukan hal-hal yang melewati batas-batas yang telah ditentukan Rasulullah SAW. Beliau yang paling mengetahui keistimewaan bulan Sya’ban, karena sebagai rasul ia diutus Allah untuk menjelaskan kepada umatnya. ( Baca : Keutamaan Bulan Sya’ban yang Sering Terlupakan )
Kita juga mengetahui, ketika Rasulullah SAW masih hidup, bulan Sya’ban itu sudah ada. Sehingga kalau ada shalat sunnah pada malam nishfu Sya’ban itu, tentunya beliau akan mengajarkannya kepada para shahabatnya. Dan tentunya akan banyak dalil atau hadits yang shahih tentang hal itu.
Tapi justru sebaliknya para ulama hadits menyatakan bahwa tidak ada perintah Rasulullah untuk melaksanakan shalat malam nishfu Sya’ban. Para ulama itu juga menyatakan bahwa shalat nishfu Sya’ban itu bid’ah.
Sebenarnya shalat sunnah itu cukup banyak, tentunya dengan dalil-dalil yang shahih. Shalat sunnah yang bisa dikerjakan siang hari, malam hari atau kapan pun banyak dicontohkan Nabi SAW. Bisa dilakukan pada malam nishfu Sya’ban, atau pada nishfu bulan lainnya.
Hal lain yang sering dilakukan pada malam nishfu Sya’ban adalah membaca surah Yasin secara khusus. Tentang ini , KH. Dr. Ahmad Luthfi Fathullah, MA, seorang ulama pakar ilmu hadits, menegaskan, ”Tidak ada ajaran yang mengharuskan kita membaca surah Yasin, dua atau tiga kali. Haditsnya palsu. Tetapi kalau ada orang yang ingin membaca surah Yasin, maka boleh-boleh saja. Tidak hanya di pertengahan Sya’ban saja, di sepertiga atau seperempat malamnya juga boleh. Cuma jangan mengatakan bahwa membaca surah Yasin pada malam pertengahan Sya’ban karena ada sumber haditsnya. Ada 10.000 hadits yang menjelaskan tentang fadhilah al-Quran.Dan kita disunnahkan untuk membaca al-Quran kapan saja. Tetapi jangan menyandarkan amalan kita pada hadits yang palsu. Pakai saja hadits yang shahih”.
ööö
Sumber Rujukan :
Majalah Ghoib, Edisi 71 Th. 4, 14 Ramadhan 1427 / 7 Oktober 2006
Pic © http://www.islamicity.com
Cianjur, Sabtu , 12 Sya’ban 1431 / 24 Juli 2010 | 17:39
Jul 26, 2010 @ 15:24:18
truz bagaimana kah yg searus y tentang slt snh nisfu syaban..?
——————————————————–
Jul 29, 2010 @ 16:52:42
Alhamdulillah, saya secara terang-terangan waktu malam nisfu beberapa hari yang lalu, menolak. dan tidak ikutan begituan dengan sembari memaparkan penjelasan para ulama ahli hadits… dan, hanya ibu dan adik saya saja yang ikut saya…. beberapa keluarga masih belum tergugah…. hm… sulit ya mendakwahi mereka yang sudah lama mengeluti peribadatan yang tidak ada asalnya itu, belum lagi para ustadz.a juga malah ustadz yang pro dengan begituan, ya, saya bisa dibilang kalah banyak…
———————————————————
Jul 30, 2010 @ 08:51:25
Aneh memang,,,,Amalan yang dilakukan dengan niat kebaikan , malah dilarang, bukankah pelarangannya itu sendiri adalah kemungkaran, lebih menyesal lagi bila malam sya’ban tidak diisi dengan amalan-amalan mulia, ya mau baca yasin,,,ya mau baca qur’an,,,,ya mau dzikiran.
Semua orang senang dengan momentum, dan sebuah momentum bisa jadi digunakan untuk membalikan arah, lebih baik bila setiap momentum diisi dengan kebaikan dan amalan,
tidak ada larangan untuk shalat sunat mutlak,,,dan membaca yasin atau qur’an
sayang sekali,,,,seribu sayang
Hadist riwayat dari Baihaqi sudah bisa dijadikan landasan
———————————————————
Aug 01, 2010 @ 13:38:22
Di daerah sy juga beberapa ustadz masih menganjurkan untuk shalat nisfu sa’ban, bahkan bersamaan di mesjid… mereka menyebutnya shalat tasbih…. tiap raka’atnya diharuskan membaca tasbih 150 kali, jadi dalam dua raka’at 300 kali tasbih. Aneh memang. Bahkan ada satu mesjid yg shalat sunat tasbih dimalam nisfu a’ban berjama’ah, entah memakai dalil apa. Aneh
————————————————-
Jul 15, 2011 @ 18:39:01
Tadinya saya mw melaksanakan pemahaman apa yang telah tertaman dalam pribadi saya dan menjadi kebiasaan saya setiap malam sya’ban ini . Tapi pemahaman yang memang sudah tertanam sejak lama ntu membuat saya bimbang dan bertanya-tanya dasar pemahaman itu hingga akhirnya saya membaca tulisan ini dan malem ini hati saya Insyaallah tergugah dan mulai akan menghentikan kebiasaan yang salah karna saya sadar shalat itu harus ada dasar yang sahih dan ibadah juga harus sesuai dengan contoh dari Baginda Rasullulah SAW ^^ Trimakasih ya
Nopie Gallakshee Part II
Jul 16, 2011 @ 23:13:00
Semoga Anda istiqamah di jalan-Nya. Amin
Jul 16, 2011 @ 12:29:40
Nama panjang dari shalat Nisfu Sya’ban adalah “SHALAT MUTHLAQ yang dilakukan pada malam Nisfu Sya’ban”. Untuk memudahkan pengucapan, ulama menyebutnya shalat nisfu Sya’ban.
Karena termasuk jenis shalat Muthlaq, maka boleh dikerjakan kapan saja termasuk malam pertengahan Sya’ban selama dikerjakan tidak pada waktu yang dilarang. Kalau pada malam yang lain boleh melakukan shalat Muthlaq, maka pada malam nisfu Sya’ban juga boleh.
Membid’ahkan shalat nisfu Sya’ban sama dengan membid’ahkan shalat Muthlaq yang sunnah.
Apalagi ada hadis yang menyatakan bahwa Rasul menggiatkan qiyamul layl pada malam nisfu Sya’ban. Semakin kuat lah dasar shalat nisfu Sya’ban.
ومنها حديث عائشة ـ رضي الله عنها ـ قام رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ من الليل فصلى فأطال السجود حتى ظننت أنه قد قُبِضَ، فَلَمَّا رفع رأسه من السجود وفرغ من صلاته قال: “يا عائشة ـ أو يا حُميراء ـ ظننت أن النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ قد خَاسَ بك”؟ أي لم يعطك حقك . قلت: لا والله يا رسول الله ولكن ظننت أنك قد قبضتَ لطول سجودك، فقال: “أَتَدْرِينَ أَيُّ ليلة هذه”؟ قلت: الله ورسوله أعلم، قال “هذه ليلة النصف من شعبان، إن الله عز وجل يطلع على عباده ليلة النصف من شعبان، فيغفر للمستغفرين ، ويرحم المسترحِمِينَ، ويُؤخر أهل الحقد كما هم” رواه البيهقي من طريق العلاء بن الحارث عنها، وقال: هذا مرسل جيد.
Dari A’isyah: “Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
Bahkan kalau kita menyandarkan pada hadis di atas, justru MEREKA YANG SHALAT PADA MALAM NISFU SYA’BAN IBADAHNYA SESUAI SUNNAH RASUL.
Jul 16, 2011 @ 23:10:51
Shalat Muthlaq bisa dilakukan kapan saja, asal bukan pada waktu yang terlarang untuk shalat. Kalau pada nishfu Sya’ban, shalat muthlaq disebut shalat nishfu Sya’ban ? Kalau shalat muthlaq dilakukan tanggal 12 Rabi’ul Awwal, 27 Rajab, atau 17 Ramadhan, disebut shalat apa ?
May 25, 2012 @ 22:11:11
dalam durrotun nasihin hal 201-209 nabi melakukan sholat sunah, menangis, dan bersujud, setelah malaikat jibril menyampaikan bahwa pada hari itu adalah penebusan dosa kecuali musyrik. zina, dll.
maka beliau langsung keluar rumah dan melakukan sholat sunnah (tidak disebutkan sholat apa?) jadi sholat sunnah mutlak. dll.
ilustrasi, air tawar di campur apapun akan mengikuti campurannya, he he he he
coba dikaji lagi artikelnya.
makasih pak ustadz.
—————————————–
Jun 23, 2013 @ 18:51:28
hm…sumber info ini saja majalah ghoib,yg banyak perdukunan dan hal hal mistik di dalamnya…hadeh -_- kirain tadi,ada langsung rujukan dari kitab2 hadits,biar bisa langsung koreksi balik….
May 21, 2016 @ 17:56:10
Alhamdulillah.. Jadi jelas sekarang, kalo hal itu emang bid’ah 😊
May 22, 2016 @ 05:31:32
Shalat nisfu sya’ban itu ada haditsnya tapi dibilang lemah dsb. Mnrt aq lo mau tau hadits tu lemah atau palsu baiknya jgn nyari dikitab. Periksa lgsg ke rasulullah. Kalo kita umat nabi yg baik tentu hrs bisa merasakan ini hadits ada energinya/strumnya gak. Krn sabda nabi tu tdk smbarangan. Hinbauan ajah mski kalian ahli hadits jgn gampang blg bidah atau lemah. Takut tu hadis bnr kluar dr lisan nabi. Mrlapetaka jadinya.