Menyambut dan Merayakan Idul Fitri

HARI ini , insya Allah, kita akan mengakhiri puasa Ramadhan 1431. Dan esok kita merayakan Idul Fitri. Berbagai persiapan telah banyak dilakukan untuk merayakannya. Bahkan sebagian umat Muslim sudah mempersiapkan sejak awal Ramadhan. Tidak sedikit yang berlebihan. Padahal agama kita tidak mengajarkan hal-hal semacam itu.

Sebaliknya , banyak hal-hal oleh sebagian Muslim tidak begitu diperhatikan apa yang seharusnya dilakukan dalam menyambut dan merayakan Idul Fitri , sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam berhari raya.

Idul Fitri adalah hari besar keagamaan bagi segenap Muslim di mana pun berada. Karena itu hari raya ini harus diisi dengan berbagai aktivitas yang bernilai keagamaan sebagai pengabdian kita kepada Allah SWT. Bukan malah sebaliknya, Idul Fitri ini disambut dengan berbagai bentuk gaya hidup yang konsumtif dan berlebihan.

Apa yang seharusnya kita lakukan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Pertama, niat yang tulus untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan Idul Fitri tersebut. Niat ini merupakan dasar dari semua perbuatan kita. Kita lakukan semuanya dengan niat yang benar dan dengan benar juga kita melakukannya.

Kedua, mandi. Kita membersihkan seluruh badan, karena pada hari raya ini kita akan berkumpul untuk shalat Id dan bersilaturahim. Setiap Muslim harus tampil dengan bersih dan rapi untuk merayakan hari besar ini.

Ketiga, memakai wewangian. Selain bersih, kita juga tidak boleh membuat orang yang berdekatan merasa tidak nyaman karena badan kita memberikan aroma yang kurang sedap. Apalagi dalam shalat berjamaah, orang lain akan terganggu shalatnya.

Keempat, memakai pakaian baru atau pakaian yang terbaik yang kita miliki. Tapi kita tidak boleh memaksakan diri untuk membeli pakaian baru, sedangkan pakaian kita masih bagus-bagus. Apalagi sampai harus berhutang agar berpakaian baru. Karena pakaian baru ini hanya sekedar untuk mencerminkan kebahagiaan kita setelah menyelesaikan ibadah puasa sebulan penuh dan sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Allah SWT. Rasulullah SAW pernah ditawari oleh Umar bin al-Khattab untuk memakai baju baru pada saat shalat Id dan ketika menerima tamu saat lebaran. Namun Nabi menolak, bukan karena tidak mau memakai baju baru, tapi baju yang ditawarkan Umar itu terbuat dari bahan sutra. Bahan yang terlarang bagi pria. Jadi, Idul Fitri dengan pakaian baru itu sudah ada contohnya pada zaman Nabi SAW.

Kelima, membayar zakat fitrah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Zakat ini hukumnya wajib dan diberikan kepada fakir miskin pada hari raya tersebut sebelum mereka berangkat shalat.

Keenam, memakan dulu sesuatu sebelum berangkat ke tempat shalat. Rasulullah SAW sebelum berangkat shalat Id suka memakan kurma. Kalau kita tidak memiliki kurma bisa juga memakan yang lain, yang penting halal dan baik ( halalan thayyiban ).

Ketujuh, bergegas menuju tempat shalat. Karena itu, kalau tidak ada hal yang sangat penting sekali sebaiknya tidak mampir dulu ke rumah orang.

Kedelapan, pergi ke tempat shalat dengan berjalan kaki. Bila tempat shalat tidak terlalu jauh dari rumah dan bisa dijangkau dengan jalan kaki disunnahkan untuk berjalan kaki. Dan pulang pun dengan berjalan kaki melalui jalan yang lain.

Kesembilan, berjalan menuju tempat shalat sambil bertasbih. Disunnahkan bertasbih sepanjang perjalanan, sejak keluar dari rumah sampai di tempat shalat. Bertasbih dengan mengeluarkan suara, bukan hanya di dalam hati, tentu tidak begitu nyaring.

Kesepuluh, perempuan dan anak-anak juga dianjurkan untuk ke tempat shalat. Termasuk perempuan haid juga datang ke sana, tapi mereka memisahkan diri dari tempat shalat. Dengan demikian, mereka juga bisa menikmati suasana hari raya yang penuh kebahagiaan.

Kesebelas, bersalaman dan saling mengucapkan selamat. Dengan tulus kita saling bersalaman dan mengucapkan selamat dan doa : “Taqabbalallahu minna wa minkum.” “Semoga Allah menerima amal kami dan amal Anda” .

Keduabelas, bersilaturahim. Bersilaturahim merupakan kewajiban kita setiap waktu. Tidak terbatas pada hari raya saja. Tapi pada saat berbahagia itu, kita sangat dianjurkan untuk bersilaturahim. Dengan silaturahim, terutama dengan keluarga, tetangga dan handai tolan, kebahagiaan pada Idul Fitri ini akan semakin lengkap.

Ketigabelas, memberikan hadiah atau makanan. Hal ini dilakukan dengan tulus, tidak dengan mengharapkan balasan, apalagi pemberian hadiah ini dianjurkan untuk diberikan kepada mereka yang tidak mampu. Bagi kalangan Muslim yang mampu juga bisa bertukar hadiah atau hidangan untuk saling menikmati. Tapi semua itu harus tetap dalam bingkai akhlak Islami.

Selamat Idul Fitri. Taqabbalallahu minna wa minkum.
Mohon maaf lahir dan batin.

ööö

Pic © utopian.co.uk

Cianjur, 30 Ramadhan 1431 | 08:30